Fakta Napoleon Bonaparte dan Kekejamannya dalam Sejarah - JATIGIFT

Fakta Napoleon Bonaparte dan Kekejamannya dalam Sejarah









Fakta Napoleon Bonaparte dan Kekejamannya dalam Sejarah

Napoleon Bonaparte, lahir pada 15 Agustus 1769 di Korsika, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Sebagai pemimpin militer dan politik Prancis, ia dikenal karena ambisi besar dan kebijakan-kebijakan yang kontroversial. Napoleon lahir dalam keluarga bangsawan minor di Korsika. Ia menempuh pendidikan di Prancis dan menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang militer. Pada usia 24 tahun, ia diangkat menjadi jenderal brigadir dan memimpin pasukan dalam berbagai kampanye militer. Kemenangan-kemenangannya, seperti dalam Pertempuran Austerlitz pada 1805, mengukuhkan reputasinya sebagai pemimpin militer ulung.


KEKEJAMAN DALAM PENANGANAN PEMBERONTAKAN DAN PERANG

Napoleon dikenal karena pendekatannya yang keras dalam menghadapi pemberontakan dan konflik. Di Prancis, ia menindak tegas pemberontakan dengan menggunakan kekuatan militer yang besar. Di wilayah-wilayah yang ditaklukkan, ia sering menerapkan kebijakan yang keras terhadap penduduk lokal. Contohnya, dalam penaklukan Spanyol, pasukannya melakukan tindakan represif terhadap penduduk sipil yang dianggap mendukung pemberontakan. Dia menerapkan kebijakan 'tanah hangus' untuk menghancurkan sumber daya yang dapat membantu musuh. Kota-kota seperti Zaragoza menjadi saksi pembunuhan massal, dengan ribuan orang dibunuh atau dibiarkan kelaparan dan mati secara perlahan-lahan. Sejarawan mencatat bahwa wanita, anak-anak, dan orang tua tidak luput dari kebrutalan pasukan Prancis, bahkan bayi yang baru lahir juga dibunuh dengan cara direntangkan tangan dan kakinya sampai putus.


REINSTATEMENT OF SLAVERY AND BRUTAL SUPPRESSION OF REVOLTS

Pada tahun 1794, Revolusi Prancis menghapuskan perbudakan di semua wilayah Prancis. Salah satu tindakan paling kontroversial Napoleon adalah reinstatement of slavery di koloni-koloni Prancis pada tahun 1802, setelah sebelumnya dihapuskan selama Revolusi Prancis. Ribuan orang Afrika yang sebelumnya bebas kembali dipaksa bekerja di perkebunan dalam kondisi tidak manusiawi. Demikian juga dengan reinstatement of slavery di wilayah Haiti, semua budak juga diperlakukan sangat tidak manusiawi bahkan lebih rendah dari binatang. Apa yang dia lakukan ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi koloni seperti Guadeloupe dan Saint-Domingue (sekarang Haiti) diutamakan untuk para bangsawan yang tidak menentangnya. Sedangkan untuk kalangan orang biasa semuanya diharuskan menjadi budak dengan perlakuan yang semena-mena. Hal ini memicu pemberontakan besar di Haiti, yang dikenal sebagai Revolusi Haiti. Mereka sudah muak karena terus-menerus diperlakukan seperti binatang. Ketika pemberontakan itu terjadi, Napoleon mengirim puluhan ribu tentara untuk menumpas perlawanan. Namun, perlawanan rakyat Haiti akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Prancis, meskipun dengan korban jiwa yang sangat besar. 


EKSEKUSI DAN PEMBANTAIAN

Napoleon tidak ragu untuk mengeksekusi individu yang dianggap mengancam kekuasaannya. Contohnya, ia mengeksekusi Duc d'Enghien, seorang bangsawan Prancis yang dituduh berkonspirasi melawan pemerintahannya pada tahun 1804 tanpa proses hukum yang adil. Tanpa bukti yang cukup, Napoleon memerintahkan penangkapan Duc d’Enghien di wilayah Jerman, yang melanggar hukum internasional karena menangkap seseorang di negara Jerman tanpa meminta ijin dari pemerintah Jerman. Sang bangsawan dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan militer kilat. Dia dieksekusi dengan ditembak, dan peristiwa ini menimbulkan kemarahan besar di kalangan bangsawan Eropa.


Selain itu yang paling terkenal berikutnya adalah pembantaian para tentara tawanan di Jaffa pada tahun 1799. Salah satu tindakan paling brutal Napoleon terjadi selama Kampanye Mesir dan Suriah. Setelah merebut Kota Jaffa (sekarang bagian dari Israel modern), pasukan Napoleon menangkap ribuan tentara Ottoman yang menyerah. Alih-alih membebaskan atau menawan mereka, Napoleon memerintahkan eksekusi massal terhadap sekitar 4.000 tentara tersebut. Napoleon beralasan bahwa pasukannya tidak memiliki sumber daya untuk memberi makan para tawanan. Tawanan dibawa ke pantai, dipaksa berlutut, lalu ditembak atau ditusuk dengan bayonet oleh pasukan Prancis, sebagian lagi disembelih, dikubur hidup-hidup, dan banyak juga yang dibakar hidup-hidup. Pembantaian ini tidak hanya menghancurkan moral lawan tetapi juga menunjukkan kekejaman Napoleon terhadap mereka yang dianggap sebagai ancaman. 


Selama pengepungan Acre, Napoleon diduga memerintahkan penggunaan metode yang tidak manusiawi untuk melemahkan musuh. Ada laporan yang menyebutkan bahwa pasukannya menyebarkan wabah penyakit dengan sengaja, menggunakan pakaian tentara yang terinfeksi wabah untuk mencemari kota. Tujuan dari taktik ini adalah untuk melemahkan penduduk sipil dan pasukan musuh tanpa harus menghadapi perlawanan langsung, sehingga membuat pengepungan lebih mudah bagi pasukannya. 


Ketika Napoleon dan pasukannya mendatangi Italia, ia menerapkan kebijakan keras untuk menumpas pemberontakan lokal. Kota-kota yang menolak tunduk dihancurkan, dan para pemimpinnya dieksekusi. Kejadian terparah adalah selama berada di kota Pavia, siapapun yang memberontak melawan kekuasaan Prancis, dihancurkan oleh pasukan Napoleon. Penduduknya dibantai tanpa pandang bulu, dari orang lanjut usia, orang rewasa, remaja, anak-anak, balita, semuanya dibunuh dengan cara yang diluar perikemanusiaan. Bayi yang baru lahir ditarik dengan paksa, diinjak-injak sampai mati dan ibunya dibunuh dengan cara ditusuk-tusuk dengan bayonet. Properti dan kekayaan penduduk sering dirampas untuk membiayai perang Napoleon yang terus berlanjut.


Kampanye militer Napoleon ke Rusia pada 1812 adalah salah satu bencana terbesar dalam kariernya. Walaupun tidak semua akibat langsung dari kekejamannya, tindakannya tetap menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap nyawa tentaranya. Napoleon memerintahkan pasukannya untuk terus maju ke Moskow tanpa mempersiapkan logistik yang memadai. Para pasukan yang diperintahkan untuk melakukan agresi militer ke Moscow itu pergi tanpa sempat makan dan minum, tanpa adanya bekal apapun yang dapat dikonsumsi selama perjalanan panjang, bahkan baju hangatpun tidak sempat dibawa. Seperti yang pernah diteliti oleh para pakar cuaca dan iklim internasional, temperatur udara di Moscow adalah yang palig dingin di dunia, apalagi di wilayah Siberia. Ketika musim dingin tiba, puluhan ribu tentara mati kelaparan dan juga karena kedinginan.

Napoleon sendiri akhirnya meninggalkan pasukannya yang sekarat dan kembali ke Prancis. Dia tidak peduli dengan pasukannya, karena yang dia pikirkan adalah jika ada tentara-tentara yang kelaparan dan sekarat berarti mereka tidak berguna, dan mati adalah pilihan terbaik untuk mereka.


AKHIR KATA

Napoleon Bonaparte adalah sosok yang kompleks, dengan prestasi militer dan administratif yang signifikan, namun juga dikenal karena tindakan-tindakannya yang kejam dan represif. Pemahaman tentang kedua sisi ini penting untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang pengaruhnya dalam sejarah dunia. Di satu sisi, ia adalah seorang jenius militer dan reformis yang membawa perubahan besar, misalnya kontribusinya dalam bidang hukum dan administrasi. Kode Napoleon, atau Kode Sipil Prancis, menjadi dasar sistem hukum di banyak negara. Namun, warisannya tetap kontroversial, dengan banyak sejarawan menilai bahwa ambisi dan kebijakan-kebijakannya sering mengorbankan banyak nyawa dan kebebasan individu. Kekejaman-kekejaman ini menjadi peringatan bahwa kekuasaan yang tidak terbatas sering kali disertai dengan penyalahgunaan kekuatan. Itulah sebabnya harus ada semacam oposisi untuk menyeimbangkan jalannya pemerintahan, supaya hak asasi manusia tetap terjaga dan pemerintahan dapat berjalan tanpa adanya kekuasaan yang berlebihan.


REFERENSI:

1. https://www.paradigmshift.com.pk/napoleon-bonaparte/

2. https://www.freemalaysiatoday.com/category/leisure/2020/06/16/napoleon-bonaparte-french-national-hero-or-cruel-tyrant/

3. https://www.theguardian.com/world/2017/sep/03/napoleon-exhibition-museum-france-modern-civilisation

4. https://digital.nls.uk/street-literature-about-napoleons-wars/archive/74458300

5. https://www.factinate.com/people/42-imperial-facts-about-napoleon-bonaparte

6. https://digital.nls.uk/street-literature-about-napoleons-wars/archive/74516630?mode=transcription

7. https://myprivateparis.com/5-incredible-facts-about-napoleon/

8. https://www.napoleon.org/en/magazine/publications/napoleon-and-de-gaulle-heroes-and-history/

9. https://www.historyskills.com/classroom/modern-history/napoleon-myths/?srsltid=AfmBOoqdozIJ0IGI0cVLK2spGqNPz2M5QTY6osBQCDNs5L9gXKn-UXUH

10. https://www.pbs.org/empires/napoleon/n_war/campaign/page_3.html

11. https://www.napoleon.org/en/magazine/publications/narrative-of-events-during-the-invasion-of-russia-by-napoleon-bonaparte-and-the-retreat-of-the-french-army-1812-cambridge-library-collection-series-naval-and-military-history/

12. https://hpsj.journals.yorku.ca/index.php/hpsj/article/view/40195

13. https://www.youtube.com/watch?v=Pd6E38FfuMg

14. https://www.youtube.com/watch?v=i6at0lnxo8I

15. https://www.youtube.com/watch?v=sKzidKsaPj0

Posting Komentar