Sejarah Tradisi Meniup Terompet dalam Perayaan Tahun Baru di Indonesia - JATIGIFT

Sejarah Tradisi Meniup Terompet dalam Perayaan Tahun Baru di Indonesia

 

terompet









Perayaan Tahun Baru di Indonesia identik dengan berbagai tradisi meriah, salah satunya adalah meniup terompet. Kebiasaan ini telah berlangsung bertahun-tahun sebelum Iwan Fals menciptakan lagu yang berjudul Galang Rambu Anarki. Dalam salah satu bait lagu tersebut ada kalimat 'Galang Rambu Anarki, dengarlah....Terompet tahun baru menyambutmu'. Lagu itu diciptakan oleh Iwan Fals pada tahun 1982. Padahal jauh sebelum tahun tersebut, masyarakat Indonesia di perkotaan sudah memiliki cara untuk menyambut pergantian tahun menggunakan terompet. Namun, apa latar belakangnya? Mari kita bahas.


ASAL-USUL TRADISI MENIUP TEROMPET

Tradisi meniup terompet saat perayaan Tahun Baru diyakini berakar dari berbagai budaya dan ritual kuno. Salah satu sumber menyebutkan bahwa dalam tradisi Yahudi, khususnya saat perayaan Rosh Hashanah (Tahun Baru Yahudi), digunakan alat musik tiup bernama shofar yang terbuat dari tanduk domba jantan. Shofar ditiup sebagai panggilan untuk refleksi diri dan pertobatan. Ketika Raja Herodes berkuasa di Jerusalem, dia membuat sebuah bangunan besar yang sangat diagungkan oleh masyarakat Yahudi. Sebenarnya Raja Herodes tidak membuat, tetapi memperluas Bait Suci Pertama yang sudah dibangun oleh penguasa sebelumnya. Bangunan itu dikenal dengan nama Bait Suci Kedua, lokasi persisnya adalah di tembok bagian barat Masjidil Aqsa, yang mana ketika malam pergantian tahun banyak warga Yahudi berdoa di tempat itu. Tepat ditengah malam, pada saat Shofar menggema di wilayah Raja Herodes, masyarakat Yahudi melaksanakan refleksi diri dan pertobatan disana. Hal itu menjadi tradisi selama ratusan tahun, meskipun penguasa sudah berganti sebagai penghormatan untuk Raja Herodes.

Ratusan tahun kemudian, tradisi meniup terompet di Jerusalem menyebar luas ke wilayah Eropa. Pada era abad pertengahan di Eropa, terompet digunakan untuk mengumumkan awal tahun baru dengan meriah. Tradisi ini kemudian dibawa oleh imigran Jerman ke Amerika Serikat pada abad ke-18, di mana terompet digunakan untuk menandai pergantian tahun dengan semarak. 


MASUKNYA TRADISI MENIUP TEROMPET DI INDONESIA

Di Indonesia, tradisi meniup terompet pada malam Tahun Baru mulai populer pada abad ke-20, dipengaruhi oleh budaya Barat. Terompet tahun baru, yang biasanya terbuat dari plastik atau logam, menjadi simbol perayaan yang meriah dan mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.  Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai kapan tepatnya tradisi ini dimulai di Indonesia, diperkirakan bahwa pada era 1980-an hingga 1990-an, popularitasnya meningkat seiring dengan berkembangnya media massa dan globalisasi budaya. Perayaan Tahun Baru dengan meniup terompet menjadi semakin umum di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Salah satu faktor yang mempengaruhi popularitas terompet dalam perayaan Tahun Baru di Indonesia adalah karena nominal harganya yang sangat terjangkau. Terompet tahun baru mudah ditemukan dan dijual dengan harga yang murah, sehingga dapat dibeli oleh berbagai lapisan masyarakat. Menjelang akhir tahun, pedagang kaki lima hingga pusat perbelanjaan menjajakan berbagai jenis terompet dengan desain menarik. Suara terompet yang nyaring dianggap sebagai simbol kegembiraan dan harapan untuk menyambut tahun yang baru. Meniup terompet bersama-sama menciptakan suasana meriah dan kebersamaan di tengah masyarakat. Jika dilihat dari sisi keamanan, dibandingkan dengan kembang api atau petasan yang berisiko dan memerlukan izin khusus, terompet dianggap sebagai alternatif yang lebih aman untuk merayakan pergantian tahun, terutama bagi anak-anak. Terompet tidak akan meledak, bukan?

KONTROVERSI DAN PANDANGAN KEAGAMAAN

Meskipun menjadi tradisi populer, meniup terompet saat Tahun Baru tidak lepas dari kontroversi, terutama dari sudut pandang keagamaan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa meniup terompet pada malam Tahun Baru adalah kebiasaan yang subhat, atau tidak jelas hukumnya. Beberapa ulama berpendapat bahwa tradisi ini tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sementara itu, ulama yang lain menganggapnya sebagai bagian dari perayaan budaya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, selama tidak disertai dengan perbuatan maksiat. 

PERKEMBANGAN TRADISI TIUP TEROMPET DI ERA MODERN

Di era modern, tradisi meniup terompet saat Tahun Baru tetap bertahan meskipun muncul berbagai alternatif perayaan, seperti pesta kembang api, konser musik, dan acara televisi khusus Tahun Baru. Media massa dan media sosial memainkan peran penting dalam menyebarluaskan dan mempertahankan tradisi ini. Banyak acara televisi menampilkan momen meniup terompet bersama sebagai simbol pergantian tahun.

Selain itu, kreativitas dalam desain dan bentuk terompet semakin berkembang. Terompet dengan berbagai bentuk unik dan warna-warni menarik minat masyarakat, terutama anak-anak. Beberapa komunitas bahkan mengadakan lomba desain terompet untuk menambah semarak perayaan Tahun Baru. Namun, penggunaan terompet dengan bahan dasar berupa plastik sekali pakai menimbulkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan. Setelah perayaan usai, banyak terompet yang dibuang sembarangan, menambah volume sampah plastik yang sulit terurai. Kesadaran akan isu lingkungan mendorong beberapa pihak untuk mencari alternatif terompet yang lebih ramah lingkungan, seperti misalnya terompet dari bahan organik yang mudah terurai.

AKHIR KATA

Tradisi meniup terompet dalam perayaan Tahun Baru di Indonesia merupakan hasil akulturasi budaya yang berkembang seiring waktu. Meskipun tidak memiliki akar yang dalam dalam budaya lokal, tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari cara masyarakat Indonesia merayakan pergantian tahun. Dengan mempertimbangkan aspek budaya, agama, dan lingkungan, masyarakat dapat terus merayakan Tahun Baru dengan cara yang meriah namun tetap bertanggung jawab. Sebagai penutup, refleksi terhadap tradisi ini dapat menjadi momentum untuk memahami bagaimana budaya global dan lokal saling mempengaruhi, serta bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa melupakan nilai-nilai penting yang harus dijaga.

REFERENSI:

1. https://www.icr.org/article/when-trumpets-blow

2. https://icejusa.org/2023/08/02/understanding-the-feast-of-trumpets-yom-teruah/

3. https://www.icej.org/blog/rosh-hashana-the-day-of-trumpets/

4. https://www.chabad.org/library/article_cdo/aid/4837/jewish/Shofar.htm

5. https://www.beithallel-israel.org/video/discover-the-hidden-depths-of-rosh-hashanah-the-feast-of-trumpets/

6. https://www.rri.co.id/nataru/1228566/asal-usul-terompet-tahun-baru?utm_source=chatgpt.com

7. https://www.detik.com/jateng/budaya/d-7116151/mengapa-tahun-baru-identik-dengan-terompet-begini-asal-usulnya?utm_source=chatgpt.com

8. https://exposee.id/sejarah-dan-makna-di-balik-tradisi-terompet-tahun-baru/?utm_source=chatgpt.com

9. https://www.liputan6.com/hot/read/5858889/hukum-merayakan-tahun-baru-dengan-meniup-terompet-menurut-islam?utm_source=chatgpt.com

10. https://bandung.viva.co.id/news/51895-asal-usul-dan-sejarah-terompet-pada-perayaan-malam-tahun-baru

11. https://www.viva.co.id/gaya-hidup/inspirasi-unik/1785982-buya-yahya-jelaskan-hukum-meniup-terompet-di-malam-tahun-baru-tidak-masalah-namun

12. https://www.detik.com/jateng/budaya/d-7116151/mengapa-tahun-baru-identik-dengan-terompet-begini-asal-usulnya

Posting Komentar