Hampir semua orang di Indonesia suka memakan gorengan, kecuali para artis wanita dan selebgram yang kuatir akan menjadi gendut setelah memakannya....Apakah para artis akan menjadi gendut setelah memakan gorengan? masa iya? Bukan seperti itu konsepnya. Kecuali kalau mereka setiap hari memakan gorengan yang penuh minyak dan tak terkontrol, dijamin akan cepat gendut. Salah satu gorengan yang terkenal di Indonesia adalah Bakwan. Bakwan adalah salah satu kudapan yang sangat populer di Indonesia, dikenal sebagai bagian dari keluarga gorengan yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Namun, asal-usul bakwan ternyata memiliki sejarah panjang yang berakar dari pengaruh budaya Tionghoa. Kata 'bakwan' sendiri berasal dari bahasa Hokkien, di mana 'bak' berarti daging dan 'wan' berarti bola, yang merujuk pada bola daging. Bola daging yang dimaksud disini bukanlah bakso, tetapi daging yang diberi tepung saat menggorengnya.
DULUNYA BUKAN BAKWAN TETAPI GONG-WAN
Menurut beberapa sumber, bakwan diyakini berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Qing. Kisahnya dimulai ketika ada seorang anak yang ingin menyajikan hidangan daging yang lembut untuk ibunya yang sudah lanjut usia dan kesulitan mengunyah. Ya....tahu sendiri, kan? Kalau gigi sudah tidak kuat mengunyah daging, takutnya malah copot dan malah tidak bisa mengunyah apapun. Oleh sebab itu, maka akhirnya anak tersebut mencincang daging hingga halus, yang penting ibunya tidak kesulitan untuk mengunyah. Setelah dicincang, daging itu dicampur dengan sedikit tepung supaya gampang dibentuk menjadi bola-bola kecil, dan merebusnya hingga matang. Hidangan ini kemudian dikenal sebagai 'gong wan' atau bola daging.
MASUKNYA BAKWAN KE INDONESIA
Proses masuknya bakwan ke Indonesia memiliki kaitan erat dengan sejarah panjang dengan adanya interaksi antara Nusantara dan Tiongkok. Dulu Indonesia belum ada, yang ada adalah Nusantara. Sebagai pusat perdagangan yang strategis di kawasan Asia Tenggara pada masa lalu, Nusantara menjadi tujuan utama para pedagang dari berbagai penjuru dunia, termasuk Tiongkok. Para pedagang ini tidak hanya membawa barang dagangan seperti sutra, keramik, dan rempah-rempah, tetapi juga memperkenalkan elemen budaya, termasuk kuliner khas mereka. Salah satu kuliner Tionghoa yang turut diperkenalkan adalah bakwan, yang awalnya dikenal sebagai bola daging atau 'gong wan.' Karena setiap hari bertemu dan melaksanakan jual beli, budaya Tionghoa mulai berbaur dengan tradisi lokal, menciptakan perpaduan unik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk makanan.
Bakwan kemudian mengalami proses adaptasi sesuai dengan selera masyarakat Indonesia, yang mengubahnya dari bola daging yang bentuknya bulat menjadi gorengan berbentuk bundar dan pipih. Bahan utamanya adalah adonan tepung dengan campuran sayuran seperti kol, wortel, dan tauge. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pertimbangan ekonomi, di mana daging merupakan bahan yang relatif mahal, sehingga masyarakat menggantinya dengan sayuran yang lebih terjangkau. Adaptasi ini terjadi karena masyarakat lokal sangat kreatif dalam mengolah masakan dengan bahan yang lebih terjangkau, sekaligus menjadikan bakwan sebagai camilan yang populer dan mudah dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Bakwan kini menjadi salah satu simbol akulturasi budaya yang harmonis antara Tionghoa dan Indonesia, menunjukkan bagaimana tradisi kuliner dapat menyatukan berbagai budaya melalui cita rasa yang unik.
VARIASI BAKWAN DI BERBAGAI DAERAH
Bakwan memiliki berbagai variasi di Indonesia, tergantung pada daerah dan kreativitas masyarakat setempat. Misalnya, di Jawa Barat, bakwan dikenal dengan sebutan 'bala-bala', sementara di Semarang disebut 'badak'. Ada pula bakwan udang, yang menambahkan udang utuh di atas adonan sebelum digoreng, memberikan cita rasa laut yang khas. Bakwan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia. Kehadirannya mudah ditemukan, mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran mewah. Bakwan sering disajikan sebagai camilan, pendamping makan, atau bahkan sebagai menu buka puasa yang populer. Kombinasi tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, serta rasa gurih yang khas, menjadikan bakwan digemari oleh berbagai kalangan.
Menariknya, konsep makanan serupa bakwan juga ditemukan di berbagai negara dengan nama dan variasi yang berbeda. Di Jepang, terdapat 'yasai tempura' yang merupakan sayuran goreng tepung. Di India, dikenal 'pakora', sedangkan di Korea ada 'pajeon'. Hal ini menunjukkan bahwa ide menggoreng adonan tepung dengan isian tertentu merupakan konsep universal yang disukai banyak budaya.
Seiring perkembangan zaman, bakwan terus berinovasi. Beberapa kreasi modern menambahkan bahan-bahan seperti keju, sosis, atau bahkan menggunakan tepung gluten-free untuk memenuhi kebutuhan diet khusus. Selain itu, metode memasak yang lebih sehat, seperti menggunakan air fryer, mulai diterapkan untuk mengurangi kandungan minyak tanpa mengorbankan tekstur renyah yang menjadi ciri khas bakwan.
BAKWAN SEBAGAI SIMBOL AKULTURASI BUDAYA
Cemilan ini bukan sekadar makanan, tetapi menjadi salah satu dari sekian banyak simbol akulturasi budaya antara Tiongkok dan Indonesia. Proses adaptasi dan penerimaan bakwan dalam kuliner Indonesia mencerminkan bagaimana budaya asing dapat berbaur dan menjadi bagian dari tradisi lokal. Hal ini menunjukkan keterbukaan dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengadopsi dan memodifikasi elemen budaya luar menjadi sesuatu yang unik dan khas.
AKHIR KATA
Sejarah masuknya bakwan ke Indonesia merupakan cerminan dari dinamika interaksi budaya yang kompleks. Dari asal-usulnya sebagai bola daging di Tiongkok hingga menjadi gorengan sayuran yang populer di Indonesia, bakwan telah mengalami transformasi yang mencerminkan kreativitas dan adaptabilitas masyarakat. Sebagai bagian dari kuliner Indonesia, bakwan tidak hanya menawarkan kenikmatan rasa tetapi juga menyimpan cerita sejarah dan budaya yang kaya.
Dengan memahami asal-usul dan perjalanan bakwan, kita dapat lebih menghargai setiap gigitan yang kita nikmati, menyadari bahwa di balik kesederhanaannya, terdapat warisan budaya yang tak ternilai harganya.
REFERENSI:
1. https://mamasuka.com/resep-tips/sejarah-unik-bakwan-camilan-sejuta-umatnya-orang-indonesia?utm_source=chatgpt.com
2. https://republika.co.id/berita/qs3sc5282/sejarah-bakwan-menu-buka-puasa-yang-tiada-tandingan?utm_source=chatgpt.com
3. https://www.fimela.com/lifestyle/read/3868557/sejarah-bakwan-hingga-jadi-gorengan-yang-disukai-orang-indonesia
4. https://www.rri.co.id/daerah/1130987/sejarah-bakwan-gorengan-klasik-yang-populer-di-indonesia
5. https://tirto.id/sejarah-bakwan-makanan-pembuka-di-pertemuan-megawati-prabowo-eeZd
Posting Komentar