Kenapa Emak-Emak Sering Dianggap Ceroboh di Jalan Raya? (Opini Pribadi 18) - JATIGIFT

Kenapa Emak-Emak Sering Dianggap Ceroboh di Jalan Raya? (Opini Pribadi 18)

 

sein kanan belok kiri










Di jalan raya, kita sering melihat berbagai macam perilaku pengendara. Salah satu yang paling sering dibahas adalah kelakuan emak-emak yang kadang terlihat ceroboh. Hal ini sering menimbulkan tanda tanya besar: apa sih penyebabnya? Disini kita akan coba membahas beberapa faktor yang memengaruhi perilaku tersebut dan bagaimana kita bisa bersama-sama menciptakan lalu lintas yang lebih aman dan tertib.


SEBAGIAN BESAR EMAK-EMAK DI INDONESIA TIDAK MEMAHAMI ATURAN LALU LINTAS

Saya sendiri merasa bahwa sub-judul yang saya tulis ini membuat emak-emak sakit hati, tapi bagaimana lagi? Seperti itulah kenyataannya, meskipun sebetulnya tidak semuanya seperti itu. Banyak emak-emak yang mungkin terbiasa dengan cara berkendara di masa lalu atau di kampung halaman mereka, di mana aturan lalu lintas tidak seketat sekarang. Akibatnya, ketika menghadapi kondisi jalan raya yang lebih sibuk dan penuh aturan, mereka kadang bingung atau tidak terbiasa. Tidak semua emak-emak memiliki kesempatan untuk belajar aturan lalu lintas secara mendalam. Bisa jadi mereka hanya tahu hal-hal dasar seperti berhenti di lampu merah atau belok saat aman, tanpa memahami aturan lain seperti prioritas jalan atau tata cara berpindah jalur.

Bagi emak-emak, waktu sering kali menjadi musuh besar. Mulai dari mengantar anak ke sekolah, belanja ke pasar, hingga mengurus rumah tangga, semua harus dilakukan dalam waktu terbatas. Karena itu, fokus mereka saat berkendara bisa terbagi, hal semacam itulah yang membuat mereka kadang bersikap gusar, tergesa-gesa, bahkan semaunya sendiri. Contohnya: Lampu sein kanan menyala tetapi dia malah belok kekiri, kalau ditegur malah uring-uringan dan marah besar. Saya sendiri pernah menegur seorang ibu-ibu muda secara sopan dan secara baik-baik karena dia belok kiri dan hampir menabrak saya, padahal dia menyalakan sein kanan. Dia malah teriak ke saya 'Ngapain lu negur-negur gue? ini motor motor gue mau ape lu?' ....Yah, akhirnya saya mengalah saja, percuma saja ribut dengan perempuan, harga diri bisa jatuh sejatuh-jatuhnya. Mendingasn duel sesama pria sampai babak belur sih malah no problem buat saya. Lha ini? Emak-emak rempong cerewet banget. Astaghfirullahal'adziiiiiim.

Tidak semua pengendara memiliki kesadaran penuh tentang pentingnya keselamatan di jalan. Ada yang merasa bahwa selama tidak terjadi apa-apa, semuanya baik-baik saja. Itu ngawur namanya. Padahal, sikap seperti ini bisa berisiko bagi diri sendiri dan orang lain. Lingkungan tempat tinggal juga memengaruhi cara emak-emak berkendara. Jika di sekitarnya banyak yang tidak mematuhi aturan lalu lintas, mereka mungkin merasa hal itu biasa saja. Padahal, perilaku seperti ini bisa membawa dampak buruk di jalan raya yang lebih padat dan teratur.


APA SOLUSINYA?

Agar emak-emak (dan semua pengendara) bisa lebih tertib di jalan, ada beberapa langkah yang bisa kita ambil bersama:

1) Edukasi yang Lebih Baik

Mengadakan pelatihan singkat atau penyuluhan tentang aturan lalu lintas bisa sangat membantu. Semakin banyak yang paham aturan, semakin aman jalan raya kita.

2) Kesadaran Kolektif

Semua pengendara, tanpa kecuali, harus punya kesadaran tentang pentingnya keselamatan. Mengingatkan orang lain dengan cara yang baik juga bisa jadi langkah kecil untuk perubahan besar.

3) Fasilitas yang Mendukung

Infrastruktur jalan yang lebih baik, seperti jalur khusus dan rambu yang jelas, bisa membantu mengurangi kebingungan pengendara.

4) Penerapan Aturan yang Tegas

Disiplin di jalan tidak hanya soal tahu aturan, tetapi juga soal kepatuhan. Pengawasan dan penegakan hukum lalu lintas yang tegas diperlukan untuk mendorong semua orang lebih tertib. Tetapi yo jangan tajam kebawah tapi tumpul keatas, seharusnya tidak pandang bulu. Umumnya kalau warga biasa akan berhenti saat lampu traffic light menyala merah, tetapi tidak demikian bagi orang-orang kaya pemilik moge yang tergabung dalam club moge. Mereka menerobos lampu merah dibiarkan saja, saya dan pengendara lain ngikut dibelakang mereka dan kami semua sebagai orang biasa malah kena tilang. Negeri +62 memang seperti ini, memprihatinkan. Seharusnya kalau traffic light sudah menyala merah, siapapun harus patuh dan berhenti, tidak peduli itu club moge ataupun masyarakat biasa.


AKHIR KATA

Jadi, mari kita kembali ke pokok bahasan. Kelakuan emak-emak yang sering dianggap ceroboh sebenarnya bukan tanpa alasan. Banyak faktor yang memengaruhinya, mulai dari kebiasaan lama, tekanan waktu, hingga kurangnya edukasi. Dengan saling memahami dan mendukung, kita bisa menciptakan lalu lintas yang lebih aman untuk semua orang. Mari kita selalu berhati-hati di jalan dan mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku di negara kita! Satu lagi pesan saya untuk para polantas: Tolong tegakkan peraturan secara adil, Pak.....tindak tegas pengendara moge yang melanggar aturan, jangan hanya menindak masyarakat biasa.

Posting Komentar