9 Fakta Mengejutkan Mengenai Akibat Jika Anak Sering Dipukul dan Dimarahi
Photo by Tycho Atsma on Unsplash
Oke, bro! Kali ini kita mau bahas fakta-fakta serius nih....sangat serius, yaitu tentang apa akibat anak sering dipukul dan dimarahi. Jadi, mari kita simak 9 fakta menarik yang bisa bikin kita lebih aware tentang pentingnya melindungi anak-anak dari kekerasan fisik. Let's go! Nah, pada umumnya yang terjadi adalah anak yang sering dipukul bisa mengalami trauma emosional yang mendalam. Kekerasan fisik bisa meninggalkan bekas luka mental yang sulit dihilangkan. Anak-anak yang sering dipukul mungkin mengalami kecemasan, ketakutan, dan stress yang berkepanjangan bahkan hingga dewasa. Analoginya begini: bagaikan memiliki cetakan guci keramik, bila cetakannya kasar maka guci yang dihasilkan akan kasar pula, sama seperti cetakannya. Setelah guci itu benar-benar kering maka dia akan semakin keras dan permukaannya yang kasar akan semakin susah untuk dihaluskan.
Berikut ini adalah 9 fakta mengenai akibat jika anak sering dipukul dan dimarahi:
Merasa Rendah Diri
Akibat kekerasan fisik, anak-anak bisa merasa rendah diri dan kurang percaya diri. Apalagi masa-masa sekarang di tahun 2023 ini, saya baca berita ekonomi dimana semua harga bahan-bahan pokok naik gila-gilaan, membuat sebagian besar emak-emak di negara kita musti putar otak gimana caranya bisa cukup kebutuhan sebulan. Belum lagi lihat anak mereka rewel minta ini, minta itu, si emak yang nggak bisa menahan diri, seringnya langsung main pukul saja pada kepala si anak. Si emak nggak tahu apa akibat jika kepala sering dipukul. Banyak sekali anak-anak yang diperlakukan begitu. Mereka mungkin merasa tidak berharga atau tidak pantas mendapatkan kasih sayang. Rendahnya rasa diri dan harga diri ini bisa berdampak negatif pada perkembangan sosial dan emosional mereka di masa depan.
Keterbatasan dalam Menyelesaikan Konflik
Anak yang sering dipukul mungkin mengalami kesulitan dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat dan rasional. Nah, saya juga pernah lihat seorang bapak-bapak. Kalo dilihat dari postur tubuh, tampilan kulit, dan roman muka kelihatannya sekitar 42 sampai 45 tahun, dia membentak anaknya, berkata kasar, menghina, dan sebagainya. Yaa nggak sampai ke fisik sih, tapi dia nggak tahu apa akibat jika anak sering dibentak. Mereka mungkin mempelajari bahwa kekerasan adalah cara untuk menyelesaikan masalah, yang pada akhirnya bisa membahayakan hubungan mereka dengan orang lain dan bahkan anaknya sendiri. Ketika si anak sudah dewasa inilah yang perlu diwaspadai, bisa jadi dia sama dengan bapaknya. Tetapi mungkin juga nggak seperti itu, tergantung gimana lingkungan tempat tinggalnya
Masalah Kesehatan Mental
Tidak hanya berdampak pada emosi, kekerasan fisik juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental pada anak. Mereka bisa mengalami depresi, kecemasan, gangguan tidur, atau bahkan berpikir untuk menyakiti diri sendiri. Kesehatan mental anak sangat penting, dan kekerasan fisik dapat merusak keseimbangan tersebut.
Perilaku Agresif dan Kekerasan
Anak yang sering dipukul cenderung menunjukkan perilaku agresif dan kekerasan. Mereka mungkin menganggap kekerasan sebagai solusi atau cara untuk mengatasi frustrasi dan marah. Akibatnya, mereka bisa menjadi agresif terhadap teman sebaya, saudara, atau bahkan hewan peliharaan. Tetapi yang paling sering terjadi adalah si anak yang pada masa kecilnya sering dipukul dan dimarahi akan meluapkan rasa dendam dan kemarahannya ketika di sekolah, menjadi tukang bully.
Gangguan Belajar dan Prestasi Akademik Menurun
Akibat kekerasan fisik yang dialami, anak-anak mungkin mengalami gangguan belajar dan penurunan prestasi akademik. Mereka kesulitan berkonsentrasi, mengingat informasi, atau bahkan hadir di sekolah karena dampak psikologis yang mereka alami. Ini bisa berdampak jangka panjang pada masa depan mereka.
Sikap Negatif terhadap Diri dan Orang Lain
Anak yang sering dipukul mungkin mengembangkan sikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka bisa menjadi sinis, mudah marah, atau bahkan merasa sulit untuk mempercayai orang lain. Hal ini dapat menghambat perkembangan hubungan yang sehat dan saling menghormati.
Gangguan Pengendalian Emosi
Anak yang sering dipukul mungkin mengalami gangguan dalam pengendalian emosi mereka. Mereka mungkin mudah meledak-ledak, sulit mengelola kemarahan, atau bahkan menarik diri dari interaksi sosial. Gangguan pengendalian emosi ini dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain.
Siklus Kekerasan Berlanjut
Sayangnya, fakta terakhir adalah anak-anak yang sering dipukul cenderung berisiko mengulangi pola kekerasan di masa depan. Mereka bisa menjadi pelaku kekerasan atau korban kekerasan saat dewasa. Untuk mencegah siklus ini, penting bagi kita untuk melindungi anak-anak dari kekerasan dan memberikan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.
Kerusakan Syaraf Otak Kanan, Kiri, dan Tengah
Orang hidup nggak ada yang tahu. Bisa jadi yang kita lihat setiap hari itu adalah kedok belaka. Pernah saya lihat dalam kehidupan teman seperjuangan saya, sebut saja Awan. Ketika didepan saya dia biasa saja, nggak terlihat mirip psikopat. Namun saya sempat tanya-tanya ke tetangga sekitar rumah dia ternyata beda jauh 360 derajat. Awan sering main pukul saat menasehati anaknya, yang mana beberapa tahun kemudian saya mendengar kabar tentang anak itu 'sudah geser dikit'. Kata seorang dokter yang menanganinya terjadi kerusakan syaraf otak kanan, kiri, dan tengah yang disebabkan oleh benturan. Hii....ngeri saya kalo ingat peristiwa itu. Amit-amit jabang bayi.
Nah, itulah 9 fakta mengenai akibat jika anak sering dipukul. Kekerasan fisik tidak hanya merugikan kesejahteraan anak, tetapi juga berdampak jangka panjang pada kehidupan mereka. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan dan melindungi anak-anak kita dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Sekian. Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!
Komentar