Selamat pagi masyarakat Indonesia, khususnya warga Tiktok. Anda semua pasti berkata dalam hati: Daun apakah gerangan? Kenapa mahal? Apa fakta-faktanya? Semua itu jawabannya sangat panjang karena juga berhubungan dengan pengalaman pribadi si penulis blog ini, yaitu saya sendiri, Jati S Watorokito yang akan mempersembahkan.....maksud saya bukan mempersembahkan, tapi menyuguhkan sebuah artikel yang bisa jadi membuka mata dan persepsi anda tentang DAUN TEMBAKAU yang banyak membuat orang-orang di dunia ini rela merogoh kantong dan menguras dompet untuk sekedar membelinya...membakarnya...menghisapnya...lalu membuangnya...persis seperti yang pernah saya lakukan dulu selama bertahun-tahun sebelum akhirnya saya berhenti mengkonsumsi rokok tepat pada tanggal 1 Desember 2021.
Seingat saya dulu pernah mencoba berhenti merokok pada pertengahan tahun 2015 dan tahun-tahun berikutnya juga mengurangi porsi merokok, tapi selalu gagal karena seperti yang biasa dilakukan oleh -laki-laki ditengah masyarakat, di komunitas bekerja, ketika ngobrol dengan orang baru pun selalu saling menawari rokok sebagai tanda persahabatan dan respect. Berbulan-bulan setelah melewati kehidupan yang membagongkan dalam hubungan saya dengan asap rokok dan berbagai pergolakan batin yang tidak karuan, ditambah sakau setiap selesai makan, dan kepala pusing selama 2 minggu karena menahan keinginan yang kuat untuk merokok....Alhamdulillah akhirnya saya bisa berhenti merokok secara total.
Artikel ini akan saya pergunakan untuk mengungkap fakta-fakta menarik seputar rokok dan membahas sejarah pabrik rokok pertama di Indonesia hasil dari wawancara saya dengan seorang pedagang yang tinggal disamping pabrik rokok tersebut ketika saya sedang mendapat tugas dari kantor untuk transaksi kayu gelondongan di Surabaya yang saya lakukan tanpa sengaja bertahun-tahun yang lalu...dan saya gabungkan dengan materi buku-buku yang pernah saya baca waktu itu. Kenapa baru dibicarakan sekarang? Yaa karena dulu saya tidak membuat artikel, sekarang ini ketika didepan laptop saya tiba-tiba ingat secara detail tentang hal itu...yo wis, akhirnya saya buat saja sebuah artikel tentang pengalaman saya tersebut. Melalui eksplorasi tentang asal-usul rokok, perubahan sosial budaya terkait konsumsi tembakau, serta perkembangan industri rokok di Indonesia, saya akan memberikan wawasan yang mendalam tentang fenomena yang terus mempengaruhi masyarakat kita. Rokok, sebagai produk tembakau yang dihisap, telah menjadi bagian penting dalam budaya dan kehidupan sehari-hari banyak orang di Indonesia. Saya akan mengajak Anda untuk menjelajahi fakta-fakta menarik tentang rokok sesuai persepsi saya sebagai seorang mantan perokok, serta melacak jejak sejarah pabrik rokok pertama di Indonesia yang memainkan peran kunci dalam perkembangan industri tembakau di negara ini.
Asal-Usul Rokok dan Konsumsi Tembakau
Rokok telah menjadi bagian dari sejarah umat manusia sejak zaman dahulu kala. Sejak jaman penjajahan Portugis di luar pulau Jawa sudah ada rokok, jaman penjajahan Belanda dan Jepang sudah ada rokok, biasanya cerutu. Waktu itu cerutu adalah rokok yang biasa dihisap oleh para penjajah bangsa kita. Meskipun saya tidak melihat dengan mata kepala sendiri tentang konsumsi tembakau di masa lampau tapi dari berbagai literasi dan referensi yang saya pahami menunjukkan bahwa memang ada bukti-bukti penggunaan tembakau dalam bentuk yang berbeda-beda di berbagai negara di seluruh dunia. Mulai dari upacara keagamaan hingga penggunaan medis, tembakau memiliki peran yang beragam dalam kehidupan manusia sebelum ditemukan dalam bentuk rokok yang dikenal sekarang ini.
Perkembangan Industri Rokok di Indonesia
Pada awal abad ke-20, industri rokok mulai berkembang pesat di Indonesia. Awalnya seperti home industri yang dikerjakan oleh para ibu-ibu yang tinggal di sekitar bangunan itu. Dari yang awalnya home industri itu lama kelamaan menjadi sebuah pabrik. Pertanyaannya kapan pabrik rokok pertama di Indonesia didirikan? Sebelum adanya joint-venture dengan perusahaan luar negeri, pabrik rokok pertama di Indonesia itu berbentuk home industri. Sedangkan setelah adanya joint-venture maka berbentuk manufaktur atau pabrik. Sejarahnya begini: pabrik rokok pertama di Indonesia didirikan oleh N.V. Mignot & De Block pada tahun 1863 di kota Besuki, Jawa Timur. Pabrik ini dikenal sebagai "N.V. Mignot & De Block" yang mempunyai kantor pusat di Eindhoven, Belanda. Pada awalnya, produksi rokok di pabrik tersebut masih bersifat manual dengan menggunakan tenaga kerja terampil, bukan hanya ibu-ibu saja.
Dalam hal operasional perusahaannya N.V. Mignot & De Block sudah mempunyai alur khusus meskipun basic-nya belum bisa disebut rapi. Pada tahun 1871 didirikanlah sebuah perusahaan Belanda bernama "Nederlandsch-Indische Tabak Maatschappij" (NITM) yang beranggotakan orang-orang berkantong tebal waktu itu dan mengambil alih operasional pabrik rokok di Besuki. NITM menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia pada masa itu. Alur kerja sudah begitu rapi dan teratur, mempunyai berhektar-hektar kebun tembakau (hasil tanam paksa), mempunyai visi dan misi yang sangat jelas yaitu ingin membuat satu merek dagang yang tidak akan punah sepanjang masa. Pada tahun 1913, NITM melakukan diversifikasi dan meluncurkan satu merek rokok terkenal yang dikenal hingga sekarang di Belanda dan sekitarnya, yaitu "Mascotte Premium". Seiring gejolak politik dan perlawanan terhadap VOC merajalela maka entah mengapa perusahaan ini sudah tidak lagi memproduksi rokok di Indonesia untuk para pejabat VOC Belanda saat itu dan kembali memusatkan produksinya di Eindhoven, Belanda dari 1887 sampai sekarang.
Berita-berita dari beberapa referensi yang saya ketahui menyebutkan bahwa pada tahun 1889 sisa-sisa bangunan pabrik rokok tersebut sudah berpindah kepemilikan dan beralih fungsi menjadi suatu tempat usaha, yang jujur saja si narasumber itu tidak mengetahui itu kantor apa dan untuk apa, namun berdasarkan penuturannya satu tahun kemudian, yaitu pada tahun 1890 tanah dan bangunan itu dibeli oleh seorang pengusaha Tionghoa (Keturunan Tiongkok) bernama Nitisemito. Tempat usaha itu menjadi sebuah pabrik pengolahan tembakau. Pabrik tersebut, yang terletak di Surabaya, menjadi tonggak awal bagi industri tembakau di Indonesia. Kemudian, dengan semakin berkembangnya industri tembakau di Indonesia maka banyak pula industri rokok tumbuh pesat seiring dengan adopsi teknologi modern pada masa itu yang tentu saja kalah jauh bila dibandingkan dengan jaman sekarang, akhirnya dengan penambahan mesin-mesin pengolahan tembakau yang baru semakin mendorong adanya peningkatan produksi dan diversifikasi merek-merek rokok sampai dengan tahun 1939 yang mana akhirnya semua produksi kembali berhenti total karena adanya pertumpahan darah, pertempuran antara pahlawan-pahlawan kita melawan penjajah Belanda yang sangat sengit. Bersamaan dengan itu juga terjadi Perang Dunia ke-2 pada bulan Agustus 1939 sampai tahun 1945 yang melibatkan banyak negara di dunia.
BERSAMBUNG KE PART--2
Posting Komentar