Daun Kering Jelek Yang Mahal: Fakta & Sejarah Pabrik Rokok Tertua di Indonesia (PART--2) - JATIGIFT

Daun Kering Jelek Yang Mahal: Fakta & Sejarah Pabrik Rokok Tertua di Indonesia (PART--2)

Photo by Giorgio Trovato on Unsplash

BACA PART--1 Karena hal itulah hampir semua sektor industri mati total, termasuk perusahaan-perusahaan rokok jaman dulu yang berlokasi di Kudus, Jawa Tengah yang pada akhirnya tercatat dalam sejarah sebagai sebuah lokasi paling terang di dalam gelapnya sektor industri tembakau nasional. Sebabnya adalah karena di lokasi itu terdapat suatu pabrik piringan hitam untuk mendengarkan musik yang berubah wujud dan fungsi menjadi pabrik rokok yang saat ini dikenal orang sebagai pabrik Rokok Djarum.....dan itupun ada sejarahnya. Sejarah pabrik rokok Djarum dimulai pada awal tahun 1951, yaitu ketika seorang pengusaha Tionghoa bernama Oei Wie Gwan mendirikan perusahaan bernama Djarum Gramophon Factory di pinggiran Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Perusahaan ini awalnya bergerak dalam industri manufaktur piringan hitam (gramofon) yang digunakan untuk pemutaran musik.

Pada awalnya, Oei Wie Gwan mempekerjakan sekitar 10 orang untuk memproduksi piringan hitam di pabrik kecilnya. Dia memiliki modal cukup lumayan untuk membesarkan pabrik piringan hitam miliknya, entah kenapa bersamaan dengan itu dia mendengar kabar bahwa di Kudus terdapat sebuah perusahaan rokok lokal yang hampir punah keberadaannya. Namun, pada tahun 1954, ia mengambil keputusan yang berani untuk memasuki industri rokok. Pabrik Djarum Gramophon Factory kemudian mulai meninggalkan produksi piringan hitam dan balik kanan maju jalan berputar 360 derajat banting stir memproduksi rokok dengan merek "Djarum" yang diambil dari nama pabrik sebelumnya (Djarum Gramophon Factory). Djarum awalnya menghasilkan rokok kretek, yaitu rokok dengan campuran tembakau dan cengkeh yang memberikan rasa dan aroma khas. Dengan penggunaan teknik pembakaran khusus, Djarum berhasil menciptakan rokok kretek yang memiliki rasa yang khas dan memuaskan.

Pada tahun 1963, Oei Wie Gwan memindahkan lokasi pabrik Djarum agak ke tengah kota Kudus, Jawa Tengah, yang menjadi markas utama perusahaan hingga saat ini. Pabrik Djarum terus berkembang dan mengalami perluasan kapasitas produksi seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Djarum terus mengembangkan inovasi dalam produk rokok kreteknya. Pada tahun 1972, Djarum meluncurkan merek rokok kretek yang terkenal hingga sekarang, yaitu "Djarum Super Kretek". Djarum Super Kretek menjadi salah satu merek rokok paling sukses dan populer di Indonesia. Oleh karena kejeniusan Oei Wie Gwan dalam melihat pangsa pasar dan dari hasil pengamatannya pada produk luar negeri maka perusahaan ini juga mulai memproduksi rokok dengan filter pada tahun 1981, mengikuti tren global dalam industri rokok. Akhirnya Djarum juga memperkenalkan berbagai variasi produk seperti Djarum Coklat, Djarum 76, Djarum Black, dan berbagai inovasi lainnya.

Djarum terus berkembang sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Selain industri rokok, Djarum juga memperluas bisnisnya ke sektor lain, seperti perkebunan tembakau, properti, perbankan, minuman, dan hiburan. Namun, penting untuk diingat bahwa dampak negatif dari merokok terhadap kesehatan telah menjadi perhatian serius. Seiring dengan peningkatan kesadaran akan bahaya merokok, Djarum dan perusahaan rokok lainnya juga telah mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan kesadaran akan kesehatan dan merokok yang bertanggung jawab. Akan tetapi bukan satu saja akibatnya, seperti yang saya sebutkan dibawah ini:

Perubahan Sosial dan Budaya Terkait Konsumsi Rokok
Konsumsi rokok tidak hanya berdampak pada industri, tetapi juga pada perubahan sosial dan budaya. Rokok menjadi simbol status sosial, gaya hidup, dan identitas kelompok tertentu. Kebiasaan merokok juga memengaruhi kesehatan masyarakat dan munculnya perdebatan tentang kebijakan pengendalian tembakau.

Dampak Industri Rokok dan Isu Kesehatan
Selama beberapa dekade terakhir, industri rokok telah dihadapkan pada berbagai isu terkait kesehatan dan lingkungan. Rokok diketahui memiliki risiko kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, kanker, dan gangguan pernapasan. Isu-isu ini memunculkan upaya pengendalian tembakau, seperti peringatan kesehatan pada kemasan rokok dan larangan merokok di tempat umum.

Inovasi dan Tren dalam Industri Rokok
Industri rokok terus mengalami inovasi dan perubahan untuk menghadapi perubahan regulasi dan preferensi konsumen. Terdapat tren dalam pengembangan rokok elektronik (e-rokok) dan produk tembakau lainnya yang berupaya mengurangi risiko kesehatan.

Kesimpulan

Rokok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, termasuk di Indonesia. Melalui eksplorasi fakta-fakta menarik tentang rokok dan sejarah pabrik rokok pertama di Indonesia, kita mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang dampak sosial, budaya, dan kesehatan dari konsumsi tembakau. Artikel ini juga mengingatkan kita pada pentingnya kesadaran akan risiko kesehatan yang terkait dengan merokok dan perlunya upaya pengendalian tembakau untuk masyarakat yang lebih sehat di masa depan.

Posting Komentar