Fakta Psikopat: Antara Pendiam, Korban Bullying, dan Balas Dendam
Photo by RDNE Stock project on Pexels
Psikopati adalah sebuah kondisi mental yang menarik perhatian dan mengundang banyak pertanyaan dari masyarakat umum. Kepribadian psikopat sering kali dikaitkan dengan kejahatan serius dan perilaku antisosial. Meskipun begitu, banyak asumsi yang salah dan stereotip yang berkembang mengenai psikopat. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang psikopati dengan menguraikan beberapa fakta mengenai kondisi ini. Dalam hal ini ada dua istilah, yaitu: psikopat dan psikopati. Dua kata itu hampir sama tetapi sebenarnya tidak sama. 'Psikopat' merujuk pada individu yang menderita gangguan kepribadian antisosial atau memiliki ciri-ciri psikopati. Istilah ini lebih sering digunakan dalam konteks informal atau umum. Psikopat digunakan untuk menggambarkan orang dengan karakteristik seperti kurangnya empati, manipulasi, ketidakmampuan untuk merasa bersalah, dan kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku antisosial. Sementara itu, 'psikopati' adalah istilah yang lebih teknis dan digunakan dalam bidang psikologi dan psikiatri. Istilah psikopati hanya dipakai oleh kalangan medis dan ahli kejiwaan, yaitu suatu sifat yang mengacu pada gangguan kepribadian antisosial yang didiagnosis secara klinis. Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi mental yang melibatkan pola perilaku antisosial, kurangnya empati, dan ketidakpatuhan terhadap norma sosial. Dia merasa apa yang dilakukannya sudah benar.
Secara ringkas, perbedaan utama antara 'psikopat' dan 'psikopati' adalah bahwa 'psikopat' adalah istilah yang lebih umum dan sering digunakan secara informal oleh masyarakat untuk menggambarkan individu dengan ciri-ciri psikopati, sementara 'psikopati' adalah istilah klinis yang merujuk pada gangguan kepribadian antisosial yang didiagnosis secara resmi oleh kalangan medis dan ahli kejiwaan.
Berdasarkan obrolan saya dengan para psikolog di forum-forum online, mereka menyebutkan beberapa kasus dari klien yang pernah mereka tangani. Sekarang adalah hari Minggu, 25 Juni 2023 yaitu saat dimana saya baru saja selesai tanya jawab dengan para pakar tersebut. Sambil menikmati secangkir kopi susu gula aren, saya langsung menterjemahkan semuanya untuk para pembaca blog jatigift dimanapun anda berada. Dari berbagai macam informasi yang mereka dapatkan, ada psikopat yang ramah dan ada pula yang pendiam. Psikopat yang pendiam ini jumlahnya lebih banyak. Secara prosentase, jumlah psikopat yang pendiam mencapai angka 90% dan sisanya tampak biasa-biasa saja, dengan kata lain tidak menunjukkkan suatu tanda bahwa dia seorang psikopat. Hal ini juga sering dibahas dalam forum-forum online dan situs-situs yang berhubungan dengan para pakar yang ahli dalam masalah ini seperti psychcentral, healthline, verywellmind dan juga dalam prime video channel di amazon.com dari season 1 sampai dengan season 5 yang secara penuh mengulas tentang tanda-tanda seorang psikopat dan cara mengetahuinya secara spesifik dari perilaku orang=orang terdekat kita atau yang hidup di lingkungan sekitar kita.
Ada contoh kasus kisah nyata yang mungkin sudah diketahui banyak orang, dan saya yakin masih banyak juga orang yang belum tahu kasus ini, saya akan bertutur secara singkat saja, yaitu kasus Edward Gein atau yang lebih dikenal luas sebagai Ed Gein, The Butcher of Plainfield. Ed Gein dilahirkan di sebuah desa kecil bernama La Crosse County, Wisconsin, USA pada tahun 1906. Tidak banyak informasi yang bisa digali dari masa kecilnya. Yang jelas dia sangat menyukai warna putih dan tidak seorangpun tahu kenapa dia suka warna putih. Hanya sedikit kehidupan di sekolahnya yang bisa diungkap dan sebagian kecil lainnya terungkap ketika terjadi peristiwa di lahan pertanian ayahnya. Ketika masih kecil Ed Gein tidak mempunyai perbedaan dengan anak yang lain, satu perbedaannya adalah karena dia anak yang pendiam dan pemalu, tetapi cukup pandai di bidang mata pelajaran membaca. Hanya sedikit teman yang dia miliki karena ibunya melarangnya untuk berteman dengan anak lain. Jika dia mulai akan berteman pun ibunya selalu menghukumnya karena ada dua alasan, pertama karena ibunya tidak ingin si Edward terpengaruh oleh orang diluar keluarganya, kedua karena ibunya sudah menangkap ada gejala-gejala aneh pada diri si Edward. Gejala aneh itu diantaranya sering tiba-tiba tertawa sendiri, tiba-tiba marah tanpa sebab, dan berbicara sendiri.
Melompat ke masa remajanya, si Edward tidak berubah, tetap pendiam dan tetap sebagai anak yang rajin membantu ibunya di lahan pertanian Plainfield, Wisconsin. Ketika ibunya kesulitan mengangkat sesuatu maka dia akan sigap menolong ibunya karena dia tidak ingin ibunya kelelahan. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari beberapa psikolog di forum online, si Edward itu sebetulnya anak yang penyayang, terbukti dari kata-kata yang pernah dia katakan pada ibunya 'Take a rest, mom, don't lift the box, you will be tired Let me just lift it. I will do anything to help you on this farmland'(istirahatlah bu, kotak itu jangan diangkat, biar aku saja. Apapun akan kulakukan untuk membantumu di ladang ini)....sebetulnya dia anak yang baik, sampai suatu ketika si Edward remaja mengalami hal yang tidak mengenakkan ketika berangkat maupun pulang ke lahan pertanian. Setiap hari dia selalu dibully oleh para remaja di desanya. Bajunya dilepas dan dibuang ke selokan, dipukul, diejek karena Edward anak orang miskin, ditendang dan perlakuan tidak mengenakkan lainnya selalu dia terima setiap hari. Edward hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Dia tidak tidak mampu membalas karena mereka remaja-remaja anak orang terpandang didesanya, dia tidak ingin ibunya terkena masalah gara-gara dirinya. Bukan hanya remaja laki-laki, bahkan remaja-remaja perempuan pun ikut membully si Edward.
Pembullyan dengan alasan apapun tidak dibenarkan, tetapi itulah yang terjadi pada diri Edward setiap hari, dia sudah menyadari bahwa ayahnya pecandu alkohol, hartanya habis untuk minum alkohol sehingga menjadi miskin. Tetapi dia juga menyadari bahwa ibunya seorang yang religius dan pekerja keras, bahkan setiap sore ibunya selalu membacakan alkitab dari Perjanjian Lama untuknya. Sampai suatu ketika Ayahnya cekcok dengan ibunya saat tidak diberi uang untuk beli alkohol, menampar si ibu didepan matanya. Karuan saja Edward kasihan melihat ibunya diperlakukan seperti itu. Dia memeluk ibunya yang sedang menangis dan berkata 'Ayah, jangan buat ibu menangis, kalau ayah ingin memukul, pukul aku saja asalkan jangan sakiti ibuku' setelah mendengar Edward berkata begitu ayahnya pergi dengan ucapan dongkol 'son of a bitch!' lalu Edward menghapus air mata ibunya dan mulai persiapan berangkat ke ladang sebelum kesiangan. Hari berganti hari, tahun berganti tahun, semuanya dilalui Edward dengan penuh kesedihan, kekurangan ekonomi, susah makan, selalu dibully, bahkan sampai ia dewasa. Kesedihan memuncak ketika pulang dari ladang kembali dibully oleh orang-orang yang sama, laki-laki yang sama, perempuan-perempuan yang sama. Dia hanya menangis dan tidak mampu melawan karena mereka jumlahnya lebih banyak, disamping itu ibunya sering mengatakan kepadanya tentang kata-kata Tuhan di alkitab 'bila engkau ditampar pipi kananmu, berikan juga pipi kirimu' tetapi sebenarnya di hati kecilnya dia ingin membalaskan sakit hati yang sudah lama dipendamnya. Begitulah setiap harinya sampai suatu ketika Edward pulang dari ladang sambil menangis karena dibully, dan kesedihan semakin menjadi-jadi ketika sudah banyak tetangganya yaitu para orang tua yang ada dirumahnya berkata 'Nak, orang tuamu sudah beristirahat dalam damai' dan mungkin karena kelaparan dan kesakitan akibat dibully tadi, dia pingsan beberapa jam. Setelah sadar, Edward ditenangkan oleh para orang-orang tua didesanya dan merekapun pulang satu persatu.
Pada saat dia dewasa, dia mencoba untuk tegar. Tapi sangat disayangkan, jalan hidup yang terjal dan kesulitan ekonomi yang dia alami mengubah dirinya menjadi seorang manusia dengan sifat yang mengerikan. Untuk menyambung hidupnya dia menggali kuburan orang-orang yang baru saja meninggal untuk dimasak dan dijadikan bahan makanan. Hal itu terus-menerus dilakukannya sampai tahun 1945 hingga dia mengalami kebosanan. Dia ingat betul siapa saja orang-orang yang dulu sering membullynya. Edward sempat berpikir tentang ini, apakah dia salah atau tidak. Tetapi akhirnya dia berpikir bahwa dia tidak bersalah karena dia bertahun-tahun dibully dan tidak pernah membalas. Dia sudah tidak peduli dengan norma-norma di lingkungan masyarakatnya, yang penting semua dendam harus terbalas. Setelah berpikir begitu lalu dia pergi ke ladang malam-malam untuk membantu mengingat pembullyan itu. Setiap Edward ingat kejadian itu dia sangat marah, teriakan-teriakannya memecah kesunyian malam. Sejak itu mulailah Edward memburu orang-orang yang dulu membullynya terutama perempuan-perempuan yang membuat hatinya sakit karena nada bicaranya yang terkesan merendahkan harkat dan martabatnya sebagai laki-laki normal. Hari berganti hari, berbulan-bulan dia membunuh perempuan-perempuan itu, mengulitinya hidup-hidup, mencaci maki dan membalas semua pembullyan seperti yang dulu pernah dialaminya dengan cara yang lebih sadis, bahkan tidak dapat dibayangkan oleh manusia pada umumnya. Edward membuat piala-piala dari organ-organ tubuh mayat para perempuan yang dibunuhnya. Kulit wajah mayat digunakan sebagai hiasan dinding, kepala disimpan di kulkas, anggota badan lainnya dimasak dan dimakan sebagai sandwich. Edward sudah gila....Benar-benar gila. Hal itu dia lakukan dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1957 sampai akhirnya dia ditangkap polisi tanpa perlawanan ketika sedang memakan daging korbannya hidup-hidup. Akhirnya pihak sheriff Wisconsin mengirim Edward ke rumah sakit jiwa dan itulah akhir kehidupan Edward, dia meninggal disitu pada usia 77 tahun.
Para psikolog yang saya ajak ngobrol di forum-forum online itu semuanya mengatakan hal yang sama tentang Edward Gein, hanya kata-katanya saja yang agak berbeda namun intinya sama. Begitu pula dari rentetan peristiwa di prime video channel di amazon dotcom season 1 sampai season 5 juga ada kesamaan, meskipun itu hanya reka ulang dan banyak disensor tetapi pada intinya sudah sesuai dengan fakta yang ada pada saat peristiwa itu terjadi. Benar atau tidaknya kisah ini saya serahkan kepada para pembaca blog jatigift untuk menilainya, karena disini saya hanya menyampaikan seperti yang para psikolog itu katakan di forum-forum online. Sekarang mari kita ke artikel intinya dimulai dari definisi sebenarnya mengenai psikopati dan psikopat.
Psikopati, yang juga dikenal sebagai gangguan kepribadian antisosial, adalah sebuah kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku antisosial, kurangnya empati dan rasa bersalah, dan kecenderungan untuk melanggar norma sosial. Psikopati sering kali dihubungkan dengan kekurangan dalam kemampuan untuk membentuk hubungan emosional yang dalam dan mempertahankan perilaku impulsif, menyendiri, tidak berteman dengan siapapun yang akan membahayakannya. Angka prevalensi psikopati dalam populasi umum sulit ditentukan dengan pasti, tetapi diperkirakan bahwa sekitar 1% hingga 3% dari populasi mengalami gangguan kepribadian antisosial. Lebih banyak pria daripada wanita yang didiagnosis dengan psikopati. Sifat seperti ini dalam masyarakat kita disebut Psikopat. Dalam hal ini saya akan membicarakan sifat dari seorang psikopat, yang mana dalam ilmu psikologi disebut dengan psikopati (kata para ahli seperti itu). Sifat ini disebabkan oleh banyak hal, tetapi penyebab pasti psikopati belum diketahui dengan jelas. Namun, terdapat faktor-faktor yang potensial berkontribusi pada perkembangan kondisi ini. Beberapa penelitian menunjukkan adanya faktor genetik, di mana seseorang dapat mewarisi kecenderungan untuk mengembangkan kepribadian psikopat. Faktor lingkungan seperti pengalaman masa kecil yang buruk, pola pengasuhan yang tidak konsisten, ejekan, bullying, dan kekerasan dalam rumah tangga juga dapat berperan. Saya malah teringat akan kata-kata musuh bebuyutan Batman yang bernama The Joker, dia pernah berkata 'Kejahatan terlahir dari orang baik yang tersakiti'. Tetapi tidak semuanya, tergantung karakteristik pribadi masing-masing.
Beberapa karakteristik utama yang terkait dengan psikopati meliputi kurangnya empati atau perasaan kasihan terhadap orang lain, kurangnya rasa bersalah setelah melakukan tindakan yang menyakiti orang lain, kebutuhan yang tinggi akan stimulasi dan penghargaan, kebutuhan untuk membalas dendam, serta kecenderungan untuk berbohong dan manipulatif. Psikopat sering kali cerdas, karismatik, dan mampu berperilaku sangat mempesona, yang memungkinkan mereka untuk memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuan mereka. Walaupun tidak semua psikopat melibatkan diri dalam kejahatan, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar individu dengan gangguan kepribadian antisosial memiliki rekam jejak kriminal yang signifikan. Mereka cenderung terlibat dalam kejahatan serius seperti kekerasan fisik, kejahatan seksual, penipuan, dan manipulasi emosional. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua kejahatan dilakukan oleh psikopat, dan banyak orang dengan kepribadian normal juga terlibat dalam perilaku kriminal atau bahkan kriminal yang tidak disengaja. Bisa juga disengaja karena membela harga dirinya, orang pendiam yang culun kadang juga berbahaya kalau sedang marah.
Kemarahan adalah emosi yang umum dirasakan oleh manusia dalam berbagai situasi. Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan dan mengelola kemarahan mereka. Bagi orang yang pendiam, kemarahan seringkali diinternalisasi atau ditahan dalam diri mereka yang pastinya mereka cenderung lebih tertutup dalam mengekspresikan emosi mereka, termasuk kemarahan. Mereka cenderung menyimpan dan menahan kemarahan di dalam diri mereka daripada mengungkapkannya secara langsung. Ini bisa terjadi karena alasan seperti kekhawatiran tentang konflik atau rasa malu yang dialami saat mengekspresikan emosi dengan keras. Kemarahan yang dialami oleh orang yang pendiam dapat muncul sebagai respons terhadap perasaan frustrasi, perlakuan yang tidak adil, atau situasi yang memicu perasaan tertekan.
Mereka mungkin merasa marah terhadap diri sendiri, orang lain, atau bahkan situasi tertentu dalam kehidupan mereka. Namun, mereka cenderung menyimpannya dalam diri mereka dan tidak mengekspresikannya secara lisan atau fisik meskipun mungkin tampak bahwa orang yang pendiam yang menyimpan kemarahan mereka dalam diri adalah tindakan yang baik, menekan emosi secara terus-menerus dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik. Penumpukan kemarahan yang tidak diungkapkan secara sehat dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi, kecemasan, dan depresi. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan keseimbangan emosional secara keseluruhan. Energi kemarahan yang tersimpan dalam diri orang pendiam suatu saat bisa meledak dan lebih mengerikan daripada yang bisa dibayangkan oleh orang biasa. Hal semacam inilah yang perlu diwaspadai, karena ini adalah salah satu ciri khas seorang psikopat. Salah satu ciri khas psikopat adalah kurangnya kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain. Mereka tidak dapat memahami perasaan dan perspektif orang lain, sehingga sulit bagi mereka untuk berempati atau memahami konsekuensi emosional dari tindakan mereka sendiri. Kurangnya empati ini sering kali membuat psikopat sulit untuk membangun hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang lain. Bisakah diobati? Sayangnya, psikopati dianggap sebagai gangguan yang sulit diobati. Meskipun beberapa bentuk terapi dan intervensi mungkin dapat membantu mengurangi perilaku antisosial, tidak ada pengobatan yang diketahui secara khusus untuk mengatasi psikopati. Psikoterapi yang berfokus pada pengelolaan kemarahan, impulsivitas, dan perilaku destruktif dapat memberikan manfaat dalam mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh psikopati pada individu dan masyarakat.
Kesimpulannya sederhana saja, jangan suka melakukan bullying, apalagi berkata yang tidak sepantasnya kepada semua orang terutama orang pendiam. Kenapa? Karena apabila itu menimbulkan kemarahan dan kemarahan itu hanya ditahan, dipendam, dan disembunyikan selama bertahun-tahun maka dikhawatirkan akan menimbulkan sifat-sifat psikopati yang dapat memicu seseorang menjadi psikopat. Memang sebenarnya tidak selalu terjadi seperti itu, ini hanya bentuk kekhawatiran para ahli ilmu kejiwaan dan bukan kekhawatiran semua orang. Tapi hal seperti ini termasuk masalah yang rumit dan begitu kompleks dikarenakan berkaitan dengan banyak pihak. Psikopati adalah suatu kondisi yang kompleks dan masih menjadi subjek penelitian yang terus berkembang. Meskipun orang-orang dengan psikopati sering kali terlibat dalam perilaku kriminal dan memiliki kurangnya empati, penting untuk diingat bahwa tidak semua psikopat adalah kejahatan dan tidak semua kejahatan dilakukan oleh psikopat. Yang penting adalah memahami karakter saudara anda, keluarga anda, pacar anda, teman-teman anda, dan semua yang menyayangi anda. Jangan sampai anda menjadi orang asing dalam keluarga anda sendiri. Saya Jati S Watorokito, terimakasih sudah membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel berikutnya! Sekian.
Komentar