Menyingkap Fakta Psikologis Seorang Temperamental: Suka Marah Melulu
Photo by Alessandro Bellone on Unsplash
Setiap manusia memiliki keunikan dalam kepribadiannya, dan salah satu jenis kepribadian yang menarik untuk dieksplorasi adalah temperamental atau orang yang setiap ada masalah kecil sukanya marah melulu tanpa melihat situasi dan kondisi disekitarnya. Orang yang temperamental atau mudah marah cenderung memiliki perubahan suasana hati yang cepat, bereaksi secara intens terhadap situasi sehari-hari, dan seringkali sulit untuk diprediksi. Dalam artikel ini, kita akan menyingkap beberapa fakta psikologis yang terkait dengan kepribadian temperamental, serta mencoba memahami sisi lain dari individu yang memiliki sifat ini. Apakah sejak mereka lahir sudah berkarakter seperti itu atau sudah ada hal lain yang membuatnya berubah seperti itu.
Temperamental mengacu pada sifat-sifat kepribadian yang melibatkan kepekaan yang tinggi terhadap rangsangan eksternal dan perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Orang yang temperamental cenderung merespons secara berlebihan terhadap peristiwa kecil, memiliki intensitas emosi yang tinggi, dan dapat menunjukkan ekspresi emosi yang kuat seperti kemarahan, kegembiraan, atau kesedihan atau bahkan teriak-teriak tidak jelas mirip ODGJ, itulah kenapa saat ini kita akan menyingkap fakta psikologis seorang temperamental yang sukanya marah melulu di segala kesempatan. Saya mempunyai pengalaman tentang masalah ini yang akan saya ceritakan sebentar lagi.
Pada suatu pagi, seingat saya jam 7 pagi, pada akhir tahun 2014 saya mendatangi sebuah perusahaan asuransi untuk suatu keperluan atas nama kantor saya. Setelah saya sampai di pos satpam saya dipersilahkan duduk oleh security-nya 'silahkan duduk mas Jati, urusan yang kemarin ya?' dan saya jawab sambil mulai duduk 'iya nih pak, urusan yang kemarin'.....saya duduk santai sambil melihat situasi di perusahaan itu, mata saya tertuju ke sebuah parkiran berjarak kurang lebih 30 meter dari tempat duduk saya. Disana ada seorang boss berusia sekitar 50 tahun berbadan gemuk datang ke perusahaan itu di pagi hari, dia keluar dari mobil mewahnya kemudian jalan kaki dari parkiran menuju ke kantornya dan berpapasan dengan seorang office boy yang sedang berjalan menuju parkiran sambil merokok . Tidak ada angin tidak ada hujan si boss memarahi si office boy itu dengan kemarahan yang meluap-luap, suara yang sangat lantang dan keras bagaikan petir saat musim hujan. Si boss berkata dengan keras sambil matanya melotot plus menunjuk-nunjuk muka si office boy 'JANGAN MEROKOK DI KANTOR SAYA!!! PAHAM KAMU!!??' dan si office boy pun menjawab dengan ketakutan 'iya pak, mohon maaf...tapi ini kan bukan kantor bapak? Parkiran ini pak, ini kan parkiran pak' dan si boss pun semakin marah 'POKOKNYA JANGAN MEROKOK KALAU ADA SAYA!!' dan si boss pun berlalu masuk kantor meninggalkan si office boy yang masih tertunduk lesu di tempatnya berdiri....Para pembaca sekalian, itulah contoh kisah nyata yang ada dalam kehidupan masyarakat kita. Saya masih ingat betul kejadian itu :D
Sudah cukup, mari kita menuju ke pokok bahasan tentang faktor-faktor apa saja yang kemungkinan bisa mempengaruhi orang menjadi temperamental atau mudah marah. Beberapa faktor yang mempengaruhi temperamen seseorang meliputi faktor genetik, pengalaman masa kecil, dan lingkungan sosial. Studi menunjukkan bahwa temperamen memiliki dasar biologis yang kuat, dan individu mungkin memiliki kecenderungan temperamental sejak lahir. Selain itu, pengalaman masa kecil yang traumatis atau kurangnya pola pengasuhan yang stabil juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan kepribadian seseorang menjadi pribadi yang temperamental.
Jenis Temperamen:
Dalam teori psikologi berdasarkan percakapan saya dengan seorang psikolog di sebuah forum online, terdapat beberapa klasifikasi temperamen yang umumnya digunakan untuk menggambarkan individu yang temperamental. Beberapa jenis temperamen yang sering disebutkan adalah:
Pertama adalah temperamen aktif, yaitu individu yang memiliki temperamen cenderung berenergi tinggi, memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, dan sulit untuk ditenangkan. Orang yang memiliki temperamen semacam ini biasanya arogan dan tidak mudah berempati dan bersimpati kepada orang lain. Tidak ada seorangpun yang bisa menenangkannya kecuali orang terdekatnya.
Kedua adalah temperamen responsif, yaitu Orang dengan temperamen yang mudah dipicu oleh suatu kondisi dimana hal tersebut membuatnya tidak suka, dia selalu merespons rangsangan eksternal dengan intensitas yang tinggi. Mereka cenderung sangat sensitif terhadap lingkungan sekitar dan seringkali merasa terganggu oleh kebisingan, cahaya, suara orang makan, asap rokok, bau badan, dan sebagainya. Orang semacam ini bisa ditenangkan oleh siapapun yang pandai mengalihkan pembicaraan.
Ketiga adalah temperamen sulit beradaptasi, yaitu suatu bentuk temperamen yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang cepat dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan situasi sehingga bisa membuatnya marah semarah-marahnya. Individu dengan jenis temperamen ini biasanya lebih rentan terhadap kecemasan dan stress karena semuanya harus sesuai dengan apa yang dia kehendaki, jika tidak, maka akan ada suasana tidak menyenangkan yang segera terjadi. Temperamen jenis ini kebanyakan disebabkan oleh karena pada masa kecilnya mereka tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya atau kerabat dan orang-orang terdekatnya. Dengan kata lain, mereka memperoleh perhatian rendah atau bukan prioritas bagi orang tuanya maupun kerabatnya. Orang dengan temperamen perhatian rendah cenderung mudah teralihkan, sulit berkonsentrasi, dan sering kali kurang sabar dalam menjalankan tugas-tugas rutin. Jika pembaca blog Jatigift ada yang mengalami hal ini, coba diingat lagi kejadian masa lalu. Seandainya anda mampu mengingatnya maka anda akan sembuh dari temperamen jenis ini. Temperamen jenis ini banyak menjangkiti orang yang bekerja di dalam lingkup pemerintahan yang berhubungan dengan kegiatan berbangsa dan bernegara.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memang diperlukan sikap tegas tetapi bukan temperamental karena sifat temperamental dapat membawa tantangan yang signifikan bagi individu yang mengalaminya, tetapi juga memiliki potensi yang unik. Beberapa fakta psikologis yang perlu dipahami mengenai individu temperamental ada 4 yaitu:
a. Sensitivitas emosi yang tinggi:
Individu yang temperamental sering kali memiliki sensitivitas emosional yang tinggi. Ini berarti mereka dapat merasakan dan memahami emosi orang lain dengan lebih baik, yang dapat menjadi kelebihan dalam hubungan sosial dan empati.
b. Kreativitas dan kecerdasan:
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara temperamen yang temperamental dan kreativitas atau kecerdasan yang tinggi. Orang dengan temperamen ini sering memiliki pemikiran yang inovatif, kepekaan seni yang kuat, dan kemampuan berpikir di luar batasan.
c. Kepekaan terhadap lingkungan:
Individu temperamental seringkali lebih peka terhadap perubahan lingkungan dan memiliki kecenderungan untuk memperhatikan detail kecil yang mungkin terlewat oleh orang lain. Hal ini dapat memungkinkan mereka untuk menjadi pengamat yang baik dan menemukan solusi kreatif dalam situasi tertentu.
d. Pengelolaan emosi diri sendiri:
Salah satu aspek yang menantang dari temperamen adalah kemampuan individu dalam mengelola emosi mereka. Orang temperamental mungkin mengalami kesulitan dalam mengendalikan kemarahan atau kecemasan, tetapi dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, mereka dapat belajar strategi yang efektif untuk mengatasi emosi negatif.
Para pembaca blog Jatigift yang berbahagia, dari semua pembahasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kepribadian temperamental adalah bentuk kepribadian yang kompleks sekligus menarik untuk dipelajari. Sifat-sifat unik yang dimiliki oleh individu temperamental dapat membawa tantangan sekaligus potensi yang unik. Dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, individu temperamental dapat mengoptimalkan kekuatan mereka, mengelola emosi dengan lebih baik, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Penting bagi kita untuk menghormati perbedaan individu dan mencoba memahami sisi lain dari mereka yang temperamental, sehingga kita dapat menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan mereka dan membangun komunikasi yang efektif. Tetapi saran saya, sedekat apapun hubungan anda dengan orang yang temperamental tolong untuk tetap mengusahakan jaga jarak supaya tidak terjadi hal-hal yang membagongkan di kemudian hari. Sekian dan terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya. Salam sukses!
Komentar