Berteman Dengan Setan Tanpa Disadari (Opini Pribadi 8)













Kalau dipikir-pikir, zaman sekarang itu memang aneh banget. Hidup di dunia yang serba canggih ini kayaknya bikin manusia makin jauh sama dirinya sendiri. Kadang-kadang sampai lupa sama hal-hal dasar yang sebenarnya udah dikasih sama Tuhan. Yang lebih parah, banyak dari kita nggak sadar kalau sehari-hari udah 'berteman' sama setan.

Nggak percaya? Yuk, coba kita bahas.


OPERASI PLASTIK BERARTI NGGAK PUAS SAMA DIRI SENDIRI

Lihat aja fenomena operasi plastik sekarang. Banyak banget orang yang rela ngeluarin uang ratusan juta, bahkan miliaran, cuma buat ngubah apa yang mereka nggak suka dari diri sendiri. Padahal, Tuhan tuh nggak pernah salah waktu menciptakan manusia. Tapi kenyataannya, ada aja yang merasa hidung kurang mancung, pipi kurang tirus, dagu kurang lancip, atau apalah. Akhirnya mereka lari ke dokter bedah plastik.

Yang sedihnya, ini nggak cuma buat perbaikan kecil-kecilan. Sekarang ada tren operasi plastik total, alias ngubah satu tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Wajah, tubuh, semuanya dirombak habis-habisan sampai nggak mirip sama yang dulu. Kalau kayak gini, apa bedanya sama nentang ciptaan Tuhan? Bukannya bersyukur, malah sibuk ngerombak diri sendiri demi kelihatan 'sempurna' di mata manusia. Lihat saja kenyataan bahwa semua yang lahir pasti menjadi dewasa, tua, dan mati. Tidak ada yang kekal di dunia ini, apalagi kata 'sempurna'. Nggak ada, itu cuma sementara.

Yang lebih bikin geleng-geleng kepala, kadang orang ini malah dapet pujian. 'Cantik banget sekarang', atau, 'Gila, ganteng banget'. Padahal, semua itu cuma ilusi dari pisau bedah. Dalam hati, mereka tahu kalau apa yang mereka tunjukin ke dunia itu palsu. Yang paling jujur di dunia ini adalah hati kita, karena semua orang bisa dibohongi namun tidak demikian dengan hati kita. 


PEREMPUAN JADI LELAKI DAN LELAKI JADI PEREMPUAN

Ini juga nggak kalah bikin miris. Fenomena pria jadi wanita atau sebaliknya makin lama makin diterima di masyarakat. Banyak yang bilang, 'Itu hak mereka, yang penting mereka bahagia'. Tapi apa benar bahagia? Kalau beneran bahagia, kenapa banyak yang justru jadi depresi setelahnya?

Bukannya saya nggak menghormati pilihan orang, tapi ini lebih ke prinsip dasar. Kita semua dilahirkan dengan identitas yang udah ditentukan. Tapi karena tekanan sosial, atau mungkin ketidakpuasan sama diri sendiri, ada yang milih buat ngubah total identitas itu. Bukannya menerima, malah memilih untuk melawan kodrat.

Lagi-lagi, ini kayak nunjukin kalau kita lebih milih jalan yang bertolak belakang sama kehendak Tuhan. Mau jadi apa dunia kalau manusia terus-terusan kayak gini?


MEDIA SOSIAL DAN OBSESI JADI SEMPURNA

Jangan lupa peran media sosial dalam semua ini. Kalau scroll Instagram atau TikTok, pasti sering kan lihat orang-orang yang mukanya mulus banget, badannya sempurna, hidupnya kayak nggak ada cacat? Nah, semua itu bikin kita jadi banding-bandingin diri sendiri.

Banyak yang akhirnya mikir, 'Duh, aku kok nggak secantik dia', atau, 'Kenapa hidup aku nggak sekeren itu?' Padahal, apa yang kita lihat di media sosial itu belum tentu asli. Banyak yang pake filter, editing, bahkan operasi plastik buat dapet 'kesempurnaan' yang cuma sementara.

Ironisnya, media sosial malah jadi alat yang bikin manusia makin jauh dari kenyataan. Kita jadi fokus ke hal-hal yang nggak penting dan lupa buat bersyukur sama apa yang kita punya.


GODAAN SETAN YANG HALUS

Semua ini, kalau dipikir-pikir, kayak bisikan setan yang masuk lewat jalan-jalan kecil. Setan tuh pinter banget nyari celah. Dia bikin kita ngerasa nggak cukup baik, nggak cukup cantik, atau nggak cukup sukses. Dari situ, kita diajak buat nyari solusi yang seringkali justru makin bikin kita jauh dari Tuhan.

Operasi plastik, ganti identitas, hidup di dunia maya—semua itu kelihatan kecil dan sepele, tapi dampaknya besar banget. Kita jadi lupa sama tujuan hidup yang sebenarnya. 


KUATIR TERHADAP SESUATU DAN MENGGUNAKAN MISTIK

Manusia itu punya kecenderungan alami buat takut sama hal-hal yang nggak pasti. Misalnya, masa depan, kesehatan, hubungan, atau rejeki. Nah, di saat-saat kayak gitu, mantra sering dianggap sebagai 'alat' buat mendapatkan kontrol atas situasi yang nggak bisa diprediksi. Meskipun sekarang adalah tahun 2024, tetap aja ada hal-hal yang nggak bisa dijelaskan atau diselesaikan dengan logika. Orang jadi merasa nyaman dengan ide bahwa mantra bisa membawa keberuntungan, perlindungan, atau bahkan solusi untuk masalah mereka.

Mantra-mantra sering kali terhubung sama tradisi dan budaya. Di banyak masyarakat, mantra udah jadi bagian dari ritual turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi. Jadi, meskipun zaman udah maju, orang tetap melakukannya karena merasa itu bagian dari identitas budaya atau bentuk penghormatan pada leluhur.

Kadang, meski nggak percaya sepenuhnya, ada yang mikir, 'Daripada nggak dicoba, mending coba aja, siapa tahu berhasil'. Tradisi ini juga sering kali dicampur dengan kepercayaan agama atau spiritualitas oleh kebanyakan paranormal, jadi makin susah buat dilepaskan dan makin susah buat dibedakan. Nah, disinilah para setan memainkan perannya agar manusia nggak bisa membedakan mana yang mistik dan mana ajaran agama yang bener. Hal ini nggak cuma terjadi pada satu agama, tetapi pada semua ajaran agama di Indonesia sudah ada oknum-oknum 'orang pintar' yang mencampur adukkan mistik dengan ajaran agama. Setan-setan sudah memainkan perannya, mereka dalangnya dan manusia adalah wayangnya. 

Di tahun 2024 ini, meskipun banyak yang skeptis, rasa ingin tahu ini tetap ada. Apalagi kalau denger cerita-cerita seru dari orang lain soal mantra yang 'katanya' berhasil.


AKHIR KATA

Saya nulis ini bukan buat ngejudge siapa pun. Saya cuma pengen ngingetin seorang 'teman' karena kalau saya ngomong langsung malah jadi ribut seolah-olah saya ngurusi hidup dia, tulisqan ini juga buat dokumentasi diri sendiri, kalau kita semua harus mulai sadar. Hidup ini singkat, dan Tuhan udah kasih kita semua yang kita butuhin. Nggak ada ciptaan-Nya yang sia-sia. Daripada sibuk ngejar 'kesempurnaan' yang nggak ada ujungnya, kenapa nggak coba buat menerima diri sendiri apa adanya? Bukankah itu jauh lebih membahagiakan? Kita semua punya pilihan. Mau terus-terusan berteman dengan setan tanpa sadar, atau mulai hidup sebagai manusia seutuhnya dengan lebih bersyukur kepada Tuhan atas semua pemberian-NYA. 

Related Posts

Komentar

Populer Minggu Ini