Dunia Paralel Itu Ada di Depan Mata Tetapi Tak Disadari (Opini Pribadi 4)
Pernahkah terpikir bahwa ada dunia lain yang berjalan beriringan dengan dunia yang kita tinggali sekarang? Tidak, saya tidak sedang berbicara soal dimensi fiksi dalam film atau cerita fantasi. Yang saya maksud adalah dunia paralel yang bisa dilihat, dirasakan, atau bahkan 'tersentuh' setiap saat, meskipun sering kali tidak kita sadari. Dunia ini seperti kabut tipis yang berada di antara keseharian kita dan alam lainnya, hanya saja, kita lebih sering menutup mata terhadap kehadirannya.
Coba perhatikan saat kamu berada di tempat-tempat yang terasa 'berbeda.' Mungkin di lokasi bersejarah, hutan sunyi, atau bahkan saat melewati lorong-lorong tua. Ada nuansa tertentu yang tak bisa dijelaskan. Ini bukan sekadar khayalan; seolah ada 'lapisan' lain yang berbenturan dengan realitas. Kadang, kita memilih mengabaikannya, berpikir itu hanyalah perasaan aneh semata. Namun, apakah benar-benar sesederhana itu? Saya percaya bahwa ada dunia paralel yang eksistensinya jauh lebih dekat dengan kita daripada yang dibayangkan. Bagi orang indigo mungkin hal semacam itu dianggap biasa karena mereka memang terbiasa dengan hal-hal berbau ghaib dan mereka juga bisa merasakannya, tetapi tidak bagi saya, karena saya termasuk orang awam yang tidak tahu menahu soal yang begituan. Namun demikian, ada satu hal yang mengusik rasa penasaran saya dan saya mencoba untuk mencari jawabannya sendiri. Satu hal itu adalah adanya hubungan antara dunia kita dan dunia paralel yang mirip dengan kehidupan kita. Dunia paralel itu benar-benar ada dan bisa kita buktikan sendiri......ini adalah opini saya ya.....Opini kamu mungkin jauh berbeda dengan opini saya. Saya akan menjabarkan opini saya dibawah ini.
CERMIN ADALAH PINTU DARI DUNIA PARALEL
Kadang saya berpikir, bagaimana kalau cermin sebenarnya adalah portal ke dunia paralel? Setiap kali kita berdiri di depannya, yang terlihat bukan hanya bayangan kita, tapi 'mereka' di sisi lain yang sedang memerhatikan dan meniru gerak-gerik kita dengan sempurna. Mungkin ada perbedaan kecil, detail yang tak kasat mata, tapi cukup untuk mengingatkan bahwa ada dunia lain di balik permukaan kaca itu—tempat segala kemungkinan terjadi. Rasanya seperti kita hanya setipis lapisan kaca dari menyentuh realitas yang berbeda, di mana segala hal yang kita pikir tak mungkin justru bisa terjadi di sana.
VIRTUAL REALITY DAN AUGMENTED REALITY ADALAH DUNIA PARALEL YANG SEBENARNYA
Menurut saya, Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) adalah dunia paralel yang benar-benar nyata di era modern ini. Saat memakai headset VR atau melihat elemen digital berbaur dengan dunia nyata lewat AR, kita seperti masuk ke realitas lain yang berjalan di samping kehidupan sehari-hari. Ini bukan sekadar ilusi; dunia-dunia ini punya aturan, interaksi, bahkan kehadiran 'makhluk' digital yang hidup dalam ekosistemnya sendiri. Dengan teknologi ini, kita bisa melintasi batas fisik dan merasakan pengalaman baru yang biasanya hanya ada dalam imajinasi, membuat saya merasa bahwa dunia paralel mungkin tak selalu soal hal gaib—tapi tentang dimensi virtual yang terus berkembang di sekitar kita.
Ketika berbicara tentang dunia paralel, mungkin sebagian besar langsung memikirkan dimensi lain, makhluk gaib, atau hal-hal mistis. Namun, bagi saya, konsep ini tak melulu soal yang 'tidak kasat mata.' Dunia paralel bisa saja hadir dalam bentuk keseharian kita, misalnya teknologi canggih yang seakan membentuk realitasnya sendiri. Sebagai contoh, dunia maya yang kita jelajahi setiap hari lewat ponsel dan komputer, sudah menciptakan 'alam' berbeda yang tak kalah nyata dari kehidupan fisik.
Namun, bukan hanya teknologi saja yang menunjukkan adanya dunia paralel. Saya yakin bahwa ada sisi lain dari realitas ini yang sering kali terlewat. Ketika mendengar bisikan angin di malam hari, saat merasakan kehadiran yang tak terlihat, atau menyaksikan kejadian yang sulit dijelaskan logika, ada kemungkinan bahwa kita sedang 'bersinggungan' dengan dunia lain. Apakah ini dunia gaib? Bisa jadi. Tapi yang lebih menarik adalah bagaimana kita menerima atau mengabaikan tanda-tanda ini.
PERSAMAAN VIRTUAL REALITY DENGAN DUNIA GHAIB
Berbicara soal dunia paralel, menarik jika kita mencoba melihat persamaan antara virtual reality (VR) dan dunia gaib. Keduanya sama-sama menciptakan pengalaman yang dapat memanipulasi persepsi seseorang. Dalam VR, kita memakai alat yang mengubah pandangan dan seakan-akan membawa kita masuk ke dunia berbeda—mungkin seperti berdiri di tepi jurang atau berada di ruang angkasa, meskipun fisiknya kita tetap di tempat yang sama. Dunia gaib, di sisi lain, tidak memerlukan perangkat keras. Ia hadir melalui alam bawah sadar, perasaan, bisikan, bayangan, dan pengalaman yang terasa nyata meskipun sering kali di luar nalar. Kenapa diluar nalar? Ya itu tadi, karena yang bekerja adalah alam bawah sadar kita sendiri yang tersimpan dalam otak kecil.....itu opini saya, mungkin opini kamu akan berbeda.
Kedua dunia ini, baik VR maupun dunia gaib, juga memiliki lapisan aturan dan interaksi yang berbeda dari dunia fisik. Di dalam VR, kita bisa berinteraksi dengan objek virtual, menghadapi tantangan, atau bahkan 'bertemu' makhluk digital yang berperilaku seperti manusia. Di dunia gaib, banyak orang percaya ada aturan tak tertulis, entitas yang menghuni tempat-tempat tertentu, dan interaksi yang tak bisa sembarangan dilakukan. Meski berbeda substansi, prinsip keduanya sama: kita memasuki realitas yang berbeda yang terhubung melalui indra dan pikiran.....misalkan sedikit bersinggungan pun pasti tidak 100% karena sudah berbeda frekuensi, contohnya saat kita menghidupkan radio FM pasti hanya ada frekuensi FM saja. Namun demikian, dalam beberapa kasus kita bisa menemui adanya gelombang AM dan SW (Short Wave) yang menyusup di gelombang FM meskipun jarang terjadi.
MENGAPA KITA TAK MENYADARI ADANYA DUNIA PARALEL?
Alasan utama kenapa kita sering tak sadar dengan dunia paralel adalah kebiasaan kita sendiri. Kita terbiasa menjalani kehidupan sehari-hari dengan pola yang berulang, fokus pada rutinitas dan tuntutan dunia nyata. Padahal, 'jendela' menuju dunia paralel itu bisa saja terbuka lebar di depan kita, menunggu untuk disadari. Sayangnya, kepekaan kita sering kali tertutupi oleh logika yang selalu ingin menjelaskan segala hal dengan cara yang rasional.
Namun, apakah logika selalu memadai untuk memahami realitas? Saya rasa tidak. Ada banyak fenomena yang, bahkan dengan teknologi modern, masih menyisakan misteri yang belum terjawab. Dan mungkin di situlah kehadiran dunia paralel memberikan isyarat—mengundang kita untuk lebih membuka mata, hati, dan pikiran.
Mungkin terdengar klise, tapi saya yakin dunia paralel ini benar-benar ada. Ia bukan hanya soal makhluk gaib atau teknologi, tetapi juga soal memahami bahwa kehidupan ini memiliki lapisan-lapisan berbeda. Kita mungkin tak bisa selalu melihatnya dengan mata telanjang, tetapi bukan berarti tidak nyata. Seperti halnya VR yang mengajak kita merasakan pengalaman baru, dunia paralel bisa membawa kita memahami makna yang lebih dalam dari eksistensi kita.
ALAM MIMPI ADALAH DUNIA PARALEL YANG LEBIH CANGGIH DARIPADA VR DAN AR
Memasuki Virtual Reality dan Augmented Reality memerlukan sebuah gadget yang mendukung sistem operasi Android, Windows, Linux, dan sebagainya......tapi tidak demikian untuk memasuki alam mimpi, untuk memasuki alam mimpi itu kita hanya perlu tidur dengan pulas sampai pintu syaraf alam bawah sadar kita terbuka dengan sendirinya. Menurut saya, alam mimpi itu seperti dunia paralel yang kita masuki tanpa perlu alat khusus, tanpa perencanaan, dan kadang tanpa logika. Ketika kita tertidur, pikiran kita seakan lepas dari batasan-batasan dunia nyata dan melayang ke dimensi yang memiliki aturan sendiri. Pernah merasa aneh saat mimpi terasa begitu nyata? Bahkan saat terbangun, kita butuh waktu untuk menyadari bahwa semuanya hanyalah mimpi. Di dunia ini, apa pun mungkin terjadi—dari bertemu orang yang sudah lama tiada, berinteraksi dengan makhluk-makhluk asing, hingga menjalani petualangan yang seolah benar-benar kita alami. Bagi saya, ini lebih dari sekadar bunga tidur; ini seperti berkunjung ke tempat yang eksis di luar kesadaran, tempat yang mungkin merekam emosi, kenangan, bahkan ketakutan terdalam kita. Yang membuatnya unik, tidak ada yang bisa memprediksi ke mana mimpi akan membawa kita malam ini. Mungkin ke lokasi penuh keajaiban, mungkin ke tempat yang mencengangkan atau justru menakutkan—setiap orang punya 'pintu masuk' ke alam paralelnya sendiri.
Yang menarik, di alam mimpi ini, kita bisa mengubah banyak hal jika sadar bahwa kita sedang bermimpi—dikenal sebagai lucid dream. Saat itu terjadi, terasa seperti mengendalikan dunia paralel versi kita sendiri. Namun, di sisi lain, ada mimpi yang berjalan tanpa bisa kita kontrol, seperti ada 'entitas' lain yang menuntun cerita di dalamnya. Entah itu kenangan bawah sadar yang ingin disampaikan, atau pesan dari semesta—rasanya sulit memastikan apa maksud di balik mimpi-mimpi tersebut. Bagi saya, setiap kali memasuki mimpi, ada sensasi melangkah ke dimensi yang bersebelahan dengan dunia nyata, hanya saja terbungkus oleh ilusi dan simbol-simbol yang samar. Alam mimpi ini juga bisa menciptakan rasa déjà vu saat kita kembali ke dunia nyata, seolah apa yang kita alami sudah pernah terjadi di mimpi sebelumnya.
Tak jarang saya merasa ada pola yang berulang dalam mimpi, atau bahkan 'tempat-tempat' yang saya kunjungi berkali-kali. Jika kita memikirkan lebih dalam, bukankah ini seperti alam yang punya kehidupan dan aturannya sendiri? Bagaimana jika alam mimpi bukan sekadar bayangan pikiran yang terbang saat kita tidur, tetapi benar-benar tempat yang kita masuki sebentar di antara kesadaran penuh dan lelapnya tidur? Di sana, waktu bisa terasa melambat atau bergerak cepat, lokasi berganti dengan kecepatan yang mustahil, dan batasan yang biasa kita kenal tiba-tiba lenyap. Rasanya seperti menjelajah dimensi yang membentang luas, hanya saja, jalannya tersembunyi dan kita tak pernah tahu kapan pintu itu akan tertutup rapat. Alam mimpi sebagai dunia paralel memang penuh misteri, tetapi mungkin itulah yang membuatnya begitu menarik—tempat yang bisa kita masuki tanpa harus pergi ke mana-mana, membawa cerita, rasa, dan petualangan yang hanya kita sendiri yang tahu persis bagaimana bentuknya.
AKHIR KATA
Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah mungkin dunia paralel itu sebenarnya selalu ada di depan kita—hanya saja, kita sering terlalu sibuk untuk melihat? Jika jawabannya 'iya,' maka mungkin inilah saatnya kita mencoba melihat lebih dalam, merasakan, dan membuka diri terhadap segala kemungkinan yang ada. Dengan ini, saya percaya bahwa dunia paralel bukan sekadar mitos, tetapi kenyataan yang hadir dengan cara-cara berbeda. Kita hanya perlu sedikit kepekaan untuk menyadarinya dan menguasai teknologi untuk mengungkap fakta-faktanya.
Komentar