Fakta Efek Samping dari Gigitan Tomcat yang Perlu Kamu Tahu
Tomcat, atau serangga kecil bernama ilmiah Paederus, mungkin terlihat tidak berbahaya saat berseliweran di sekitar rumah atau kebun. Namun, jangan tertipu dengan ukurannya yang mungil. Serangga ini bisa memberikan pengalaman buruk tak terlupakan. Gigitan atau kontak langsung dengan tomcat dapat memicu efek samping yang cukup serius pada kulit. Apa saja dampaknya? Yuk, kita kupas tuntas!
APA ITU TOMCAT DAN MENGAPA BERBAHAYA?
Tomcat adalah serangga kecil berwarna hitam-oranye yang sering dijumpai di daerah tropis, termasuk Indonesia. Serangga ini sebenarnya bermanfaat di alam karena membantu mengendalikan populasi hama. Namun, ketika tomcat merasa terganggu atau terancam, ia dapat mengeluarkan cairan beracun yang disebut 'pederin.' Pederin inilah yang menjadi biang kerok dari masalah kulit yang timbul.
Penting untuk dicatat bahwa tomcat tidak benar-benar menggigit. Efek yang ditimbulkan berasal dari kontak kulit dengan cairan pederin yang keluar saat tomcat tersentuh atau diremas.
GEJALA AWAL YANG DITIMBULKAN
Biasanya, efek dari gigitan tomcat tidak terasa langsung pada awal kontak. Gejala cenderung muncul beberapa jam setelah paparan. Berikut adalah beberapa tanda awal:
Kemerahan pada Kulit: Area yang terkena cairan pederin sering kali memerah seperti terkena iritasi.
Sensasi Panas dan Gatal: Dalam waktu singkat, kulit dapat terasa panas dan gatal. Ini bisa semakin parah jika area tersebut digaruk.
Luka Melepuh (Dermatitis): Pada tahap selanjutnya, kulit yang terpapar cairan tomcat dapat mengalami pembentukan lepuhan berisi cairan, mirip luka bakar.
Kondisi ini sering disebut dengan dermatitis kontak akibat pederin atau 'Paederus dermatitis.' Parahnya, jika cairan tersebut menyebar ke area lain melalui jari-jari, maka luka dapat berkembang di berbagai titik tubuh.
LEVEL EFEK SAMPING
Efek samping dari kontak dengan tomcat bisa bervariasi, tergantung pada seberapa banyak cairan pederin yang mengenai kulit dan seberapa cepat ditangani. Ada kasus ringan yang hanya menyebabkan iritasi ringan, tapi ada pula yang bisa berkembang menjadi luka parah, bengkak, bahkan jaringan kulit terkelupas.
Beberapa efek samping yang mungkin timbul di antaranya:
Luka Melepuh Besar: Pada beberapa orang, lepuhan yang timbul bisa membesar dan terasa nyeri. Luka ini mirip seperti luka bakar derajat pertama atau kedua.
Infeksi Sekunder: Jika luka digaruk atau tidak dirawat dengan baik, infeksi sekunder akibat bakteri bisa terjadi. Ini akan memperburuk kondisi luka dan memerlukan penanganan medis lebih lanjut.
Bekas Luka yang Sulit Hilang: Sayangnya, gigitan tomcat yang parah dapat meninggalkan bekas luka hitam atau kemerahan yang sulit hilang, terutama jika tidak dirawat dengan tepat.
CARA MENGATASI NYA
Jika kamu terkena cairan dari tomcat, ada beberapa langkah cepat yang dapat dilakukan:
Jangan Digosok atau Digaruk
Hindari menggosok atau menyebarkan cairan pederin dengan tangan. Sebaiknya segera bersihkan area yang terkena dengan air mengalir dan sabun untuk mengurangi dampak racun.
Gunakan Salep Antihistamin atau Antiradang
Salep berbahan kortikosteroid atau antihistamin dapat membantu meredakan peradangan dan rasa gatal. Kalau tidak ada salep jenis itu, untuk sementara bisa mengoleskan getah dari tanaman lidah buaya (aloevera)
Hindari Paparan Sinar Matahari
Sinar matahari dapat memperparah reaksi kulit akibat pederin sehingga menjadi semakin panas, menghitam, dan gatal yang tidak tertahankan, karena rasa gatalnya bagaikan ada didalam daging sehingga sulit untuk diatasi. Usahakan untuk menutupi area yang terkena hingga sembUH.
Kalau Makin Parah, Konsultasi ke Dokter
Jika gejala tidak mereda atau semakin parah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, karena seorang dokter pasti lebih memahami tentang apa yang musti dilakukan untuk mengatasinya.
METODE UNTUK MENCEGAH KONTAK DENGAN TOMCAT
Mencegah lebih baik daripada mengobati, terutama jika berbicara tentang efek dari tomcat. Berikut beberapa cara sederhana untuk menghindarinya:
Gunakan Kelambu atau Kasa pada Jendela: Ini berguna untuk mencegah serangga masuk ke dalam rumah, terutama saat musim hujan.
Matikan Lampu Eksternal pada Malam Hari: Tomcat tertarik pada cahaya. Dengan meminimalisir pencahayaan luar, risiko serangga masuk ke dalam rumah bisa dikurangi.
Jangan Membunuh dengan Tangan Kosong: Jika melihat tomcat, jangan langsung memukul atau meremasnya. Usahakan untuk menyingkirkannya menggunakan kertas atau benda lain tanpa menyentuh tubuhnya secara langsung.
FAKTA MENARIK PADA TOMCAT
Selain efek samping yang menakutkan, ada fakta menarik lain tentang tomcat:
1. Tomcat sering kali muncul di daerah yang mengalami peningkatan populasi hama tanaman, karena mereka memangsa serangga hama.
2. Mereka sebenarnya hanya akan 'menyerang' jika merasa terganggu. Jadi, sebisa mungkin jangan memicu rasa panik pada serangga ini.
3. Tomcat adalah serangga yang cukup tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, sehingga dapat bertahan hidup di berbagai tempat.
AKHIR KATA
Efek samping dari gigitan tomcat memang bukan hal yang bisa dianggap sepele. Dengan memahami cara mengatasi dan mencegahnya, kita dapat melindungi diri dari risiko yang ditimbulkan oleh serangga kecil ini. Jadi, waspada selalu, ya!
REFERENSI:
1. aocd.org - https://www.aocd.org/page/PaederusDermatitis
2. journal.unair.ac.id - https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-bik3acef93d9e0full.pdf
3. dermnetnz.org - https://dermnetnz.org/topics/paederus-dermatitis
4. visualdx.com - https://www.visualdx.com/visualdx/diagnosis/paederus+dermatitis?diagnosisId=55800&moduleId=101
5. pmc.ncbi.nlm.nih.gov - https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5641609/
Komentar